Tuesday, December 30, 2014

The Beautiful Historic Island of Banda Naira

Seperti judul postingan ini, Banda Naira merupakan pulau kecil yang tidak hanya cantik tapi juga kaya akan sejarah. Kepulauan Banda, dengan Banda Naira sebagai pulau terpadat penduduknya, merupakan kepulauan istimewa. Istimewa karena kepulauan ini memiliki tanah yang sangat subur sehingga pada berabad tahun yang lalu merupakan penghasil utama pala dunia. Karena buah berharga inilah, Bangsa Portugis dan Belanda kemudian memulai perdagangannya, kemudian menjadi tamak dan akhirnya menjajah. Benteng Nassau yang dibangun di tahun 1600an, yang masih menyisakan sedikit bangunannya di Banda Naira, menjadi saksi sejarah dimulainya penjajahan itu. Masih ingat nama Jan Pieterszoon Coen? Dlm sejarah, org ini yang memimpin tentara Belanda untuk memulai monopoli perdagangan pala di Banda, membunuh orang-orang Banda, dan mengambil paksa perkebunannya.:(( Rumah yang dulu ditinggali Coen ini masih berdiri kokoh lho di Banda Naira. 


Sejarah Banda sangaaat panjang. Salah satu sejarah yang tidak banyak orang tahu adalah perjanjian Breda di tahun 1667. Isi perjanjian Breda adalah: Inggris yang menguasai Pulau Run (Pulau super kecil di Kepulauan Banda) menukarnya dengan Manhattan city yang dikuasai Belanda. Dengan perjanjian Breda tersebut Belanda punya kuasa penuh atas Pulau Run penghasil pala, buah super berharga saat itu. Kebayang kan, betapa berharganya pala saat itu. Pulau kecil penghasil pala ditukar dgn Manhattan city yang sekarang menjadi kota super maju di Amerika sonoh! 



Di tahun 1600 an Belanda juga membangun benteng Belgica, yang hingga kini masih berdiri kokoh di Banda Naira. Banda Naira juga menjadi Pulau kecil yang sangat bersejarah, dimana pada tahun 1930an Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Cokro Aminoto, Iwa Kusuma dan buanyak pahlawan kita yang diasingkan di sini. Saat ini rumah pengasingan pak Hatta dan pak Syahrir masih berdiri kokoh di Banda Naira. 



Tidak hanya kisah sejarahnya yang begitu hebat. Keindahan panorama kepulauan Banda juga luar biasa. Lautnyaselain  kaya akan ikan tuna, cakalang, dan berbagai jenis ikan lain,  juga merupakan rumah bagi terumbu karang yang cantik dan mulai dikonservasi oleh Kementerian Kelautan & Perikanan sejak tahun 2009 lalu. Selain itu juga ada gunung api yang terakhir meletus di tahun 1988. Perpaduan antara Laut biru Banda yang indah dengan pegunungan yang hijau memang super duper cantik! Banda Naira, a beautiful historic island. Indeed!

Beautiful Banda Naira. Ini pemandangan di depan beranda hotel kami. Indahnyaaa...


Alhamdulillah, tahun lalu saya dan beberapa teman mendapatkan tugas kantor untuk melakukan penelitian di Kepulauan nan istimewa itu. Bonusnya adalah serasa 'liburan' sekitar 2 mingguan di pulau itu. Keindahannya masih terkenang-kenang sampai sekarang. Btw, untuk sampai di Banda Naira, kami menggunakan pesawat dari Jakarta ke Ambon, kemudian dari Ambon pilihan transportasinya adalah dengana pesawat kecil Merpati (kalau tidak salah jadwalnya 2 kali seminggu), atau dengan kapal super besar yang berangkat dari Jakarta/Surabaya (jadwalnya dua minggu sekali). Sewaktu di sana, jauh2 hari kami telah memesan tiket merpati, namun gagal terbang karena cuaca yang kurang baik, akhirnya berangkatlah kami dengan kapal super besar itu. Untuk naik ke kapal itu, merupakan suatu perjuangan tersendiri.. Di samping karena barang bawaan kami yang buanyak (sebagian besar merupakan peralatan penelitian), juga karena ada ribuan penumpang yang berebut untuk bisa naik ke kapal. Pengalaman yang luar biasa bagi saya.. Pertama kali naik kapal besar, euy.. Very excited!

Seperti inilah perjuangan kami untuk bisa naik ke kapal itu. Seruuuu..!

Itu baru berangkatnya, pulangnya lebih seru lagi. Kami sempat terkatung-katung di Pulau Banda Naira yang indah itu, menunggu kepastian untuk bisa pulang ke Jakarta. Lagi-lagi karena merpati batal terbang karena cuaca kurang baik. Sementara kapal besar itu hanya datang 2 minggu sekali, dan waktunya tidak match dengan itinerary penelitian kami di sana.. Setelah beberapa hari tak jelas kapan bisa pulang ke Jakarta, akhirnya.. ada kapal yang berukuran lebih kecil datang.. Kapal tersebut merupakan moda transportasi antar pulau di daerah timur saja, tidak sampai ke Jawa. Alhamdulillah, naiklah kami ke kapal itu ke suatu pulau (maaf lupa namanya), lanjut dengan kapal ferry ke Ambon. Perjalanan yang luar biasa seruuu.. Semoga suatu saat bisa kembali mengunjungi Banda Naira yang elok nan indah itu.. 


Btw, masakan-masakan khas Kepulauan Banda yang sebagian besar berbahan dasar ikan segar, maknyuuuusss banget lho! Berat badan saya sukses naik berkilo2! huhuhuuu...



Here are some pictures of the trip:

Gereja Tua bersejarah di Pulau Banda Naira

Banda Naira Scenery.. Cantiknyaaa..

'Rapat' Persiapan kegiatan sampling penelitian kami.. Kerja berbonus LIBURAN! ahaayyy...

Beauty!


Bnada Naira home made culinary.. Yuuumm!

Tempat tidur bersejarah: tempat tidur proklamator Dr. Moh. Hatta

Anak-anak Banda Naira akrab dengan laut. Begitulah kostum kantor kami di lapangan.. (menjelang berangkat sampling di laut)

Bebatuan cantik!

Dengan Mbak Lili dari TWP Banda Naira, our nice and warm hearth local host.. Thanks mbak Lili.. :)

Ceritanya lagi 'kerja'! hahaha..

Pemandangan Laut Banda dari Benteng tua peninggalan Belanda

I love the blue of Indonesia..

Ini bekas rumah pejabat tinggi Hindia Belanda. cantik, yaa..

Sarapan hari-hari kami di Banda Naira. Yuumm!



Till we meet again Banda Naira cantiik! :)











No comments:

Post a Comment

Review Daycare TBB Sylva KLHK

Sejak usia 3 bulan dan Bunda harus mulai aktif ngantor, putri kecil kami diasuh oleh yangti-yangkungnya di rumah, dengan sedikit bantuan dar...