Wednesday, September 30, 2015

Menikah Sesuai dengan Kemampuan Finansial Kita

Beberapa waktu yang lalu, seorang sahabat bercerita mengenai seorang teman kantornya (perempuan) yang berhutang hingga seratus juta untuk tambahan biaya resepsi pernikahannya, itupun tanpa sepengetahuan calon suaminya pula! Ckckck..! Dari cerita itu, akhirnya kami terlibat obrolan panjang tentang fenomena masyarakat Indonesia yang berlomba-lomba membuat resepsi pernikahan besar dan mewah. Bahkan cerita seperti di atas pasti banyak kita dengar di sekeliling kita. Memaksakan diri, bahkan hingga berhutang banyaaak hanya untuk sekedar membuat satu pesta besar. Parahnya, hal tersebut kemudian menjadi semacam kewajaran di masyarakat kita,  menjadi bagian budaya kita bahkan! Akibatnya, ketika orang berniat menggelar penikahan sederhana menjadi tampak salah di mata masyarakat. Salah satu bentuk tekanan sosial adalah diomongin orang.. haiisshh!

Siapa sih yang menebarkan virus2 gaya hidup boros di negri ini..? yang menebarkan virus2 bergaya hidup keren, tapi keropos (secara finansial), gaya hidup besar pasak daripada tiang.. Well, menurut saya, TV, internet dan media sosial adalah beberapa penyebabnya.. Ingatkah sewaktu beberapa waktu yang lalu ada selebriti yang menikah super mewah hingga diliput berlebihan di hampir semua stasiun tv, diekspose habis2an di berbagai koran, tabloid, dan majalah cetak dan online?? akibatnya menginspirasi masyarakat untuk susah payah mewujudkan pernikahan yang di luar kemampuannya .. (Saya tidak termasuk lho, ya..! heheheeh). 

Katanyaaa, untuk menggelar pernikahan yang 'sedang2' saja (ukuran kelas menengah Indonesia), biayanya tidak kurang dari 200 juta!! Kalau memang mampu, sudah dianggarkan, longgar secara finansial, saya pikir sah-sah saja! Boleh bangeeet! Orang mau syukuran acara penting, Insya Allah jadi moment sekali seumur hidup, jadi ajang silaturahmi keluarga, sahabat dan kolega, kok.. Masak nggak boleh.. Ya boleh banget donk! Tapiii... Yang SALAH BANGET adalah jika sebenarnya tidak mampu secara finansial untuk menggelar pesta pernikahan yang besar, mewah, keren, yang meriah tapi memaksakan diri hingga harus berhutang banyak untuk itu. Oucchh! Menurut saya, itu tidak keren sama sekali!

Kebayang nggak sih, setelah menikah masih harus memikirkan bagaimana membayar hutang-hutang yang banyak.. Padahal, banyak sekali dana yang dibutuhkan untuk memulai rumah tangga baru, sementara masih harus membayar hutang biaya pernikahan. Big No No, ahh! Kalopun punya tabungan dalam jumlah besar, menurut saya fokus utama justru untuk mempersiapkan kehidupan setelah menikah. Membeli rumah, misalnya.. Baru untuk membuat pesta pernikahan sesuai kemampuan.

Selain cerita sahabat saya tentang hutang untuk pernikahan temannya tadi, saya yakin pasti banyak di antara kita yang mendengar cerita serupa. Berhutang banyak untuk menikah atau mantu! Iyaaa, seringkali justru orang tua yang menginginkan pesta pernikahan besar untuk anaknya.. Heheheh.. Pesta sekian hari dengan upacara adat lengkap, mengundang ribuan undangan, dst.. Yaah, menyenangkan orang tua memang wajib hukumnya, tapi kalau kita coba jelaskan dan beri pengertian dengan baik, Insya Allah orang tua akan mengerti, kok..

Ketika belum lama ini kami menyiapkan pernikahan pun, saya sempet kepikiran dan deg2an juga dengan bagaimana komentar orang-orang nanti. Tekanan sosial terkadang memang kejaaam! Well, setidaknya saya sudah cukup terlatih dengan 'tekanan sosial' semacam itu.. bertahun2 ditanyain, diomongin, kapan nikah, dst. ada hikmahnya juga, ternyata.. Hehehe.. 

Sejak awal, saya dan Ardi sepakat untuk menikah sesuai dengan kemampuan finansial kami.  Dengan budget yang kami punya tersebut, barulah kami bergerak untuk menyiapkan pernikahan. Btw, budget pernikahan tersebut, 2/3 bagian dari Ardi dan 1/3 bagian dari saya.. ahahhaah.. iyaaa, saya juga termasuk makhluk yang "sedikiiit keren" di luar tapi keropos di dalam, boros, tidak pintar menabung, buruk dalam financial planning. Huhuhuu.. Untungnya, Ardi adalah seorang yang cukup baik dalam mengelola keuangannya, artinya tidak terlalu boros dan lumayan bisa nabung. Jadi, alhamdulillah lumayan menyeimbangkan keburukan saya. Dia pula yang 'meracuni' saya dengan ide untuk menikah sesuai dengan kemampuan, tidak berlebihan, tanpa hutang, dan ingat dengan prioritas penting, yaitu kehidupan berumah tangga setelah menikah itu sendiri.

Dalam beberapa postingan saya yang terkait dengan persiapan pernikahan pun, seringkali saya singgung bagaimana kami harus disiplin dengan "wedding budget" yang kami punya. Pun dengan pegangan rencana anggaran belanja untuk pernikahan yang telah kami susun dan rencanakan, tetap saja yang namanya over budget tidak terhindarkan. Untungnya, Ardi selalu mengingatkan saya tentang "ingat budget" tiap kali saya pengen nambah ini itu untuk mempercantik pernikahan kami karena terinspirasi, lebih tepatnya ngiler, dengan pernikahan orang2 yang cantik2 banget di berbagai akun instagram persiapan pernikahan yang saya ikuti.

Ternyata apa yang disampaikan Ardi benar sekali! Setelah menikah, ternyata memang buanyak juga expenses yang harus kami keluarkan.. Misalnya untuk mengisi rumah dan segala uba rampenya.. Biayanya lumayan juga, lho.. Kebayang saja, kalo kemarin saya tergoda untuk menyiapkan pesta pernikahan keren, yang secara finansial sebenarnya kami tak sanggup untuk mewujudkannya, tapi memaksakan diri hingga berhutang. Duuh, pasti saat ini kami harus fokus bayar2 hutang dulu, dan baru bisa pelan-pelan melangkah menata rumah tangga setelah melunasi hutang2 kami. Alhamdulillah, suami saya keren (halaah, muji2 suami sendiri!!).. Suami saya keren karena dengan teguh mengingatkan saya untuk menikah sesuai kemampuan dan menghindarkan diri dari berhutang hanya untuk sebuah pesta pernikahan.

Berdasarkan pengalaman saya, mempersiapkan pernikahan memang butuh efforts yang luar biasa.. dana, waktu, energi dan emosi. Memang sih, rasanya happy dan lega banget melihat keluarga besar berkumpul, sahabat dan teman2 baik datang, kolega2 dekat juga hadir dan punya kesan yang baik ketika menghadiri acara kita. Namun kemudian yang tersisa dari segala efforts yang luar biasa tersebut adalah kenangan manis. Apalah arti kenangan manis, kalau kehidupan yang kita jalani sekarang menjadi kurang manis. Halaaah.. opo sih??! ehehhee.. 


Biar acaranya sederhana, kalo keluarga besar bisa kumpul happy gini, bahagiaaaa banget rasanya! Di sini ada Mbah kakung saya yang telah berusia 90 tahun lebih lho.. Alhamdulillah.. Ini kenangan manis banget buat kami.. :)


Well, melalui postingan ini, Pesan Moral yang ingin saya sampaikan bagi yang sedang merencanakan pernikahan adalah Menikahlah Sesuai Kemampuan Finansial yang ada, Jangan memaksakan diri, Sebisa mungkin hindari hutang, jangan terlalu pedulikan apa komentar orang (toh yang menjalani hidup kita, emang orang lain mau bantu nambahin uang untuk bayar DP rumah, misalnya?) dan jalani semua dengan Happy, ya.. :)

Friday, September 25, 2015

Vendor Review: Kebaya Akad by Butik Hana

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang kebaya akad saya yang dibuat oleh Butik Hana. Pada postingan tersebut, saya agak sedikit kecewa karena kebaya tersebut sedikiiit kurang rapih di bagian lengan dan berharap Butik Hana dapat mempercantik kebaya tersebut.
Bersamaan dengan saya menulis postingan tersebut, saya juga mengirimkan email ke Butik Hana, dan ditanggapi dengan sangat baik dan responsif. Mbak Ika meminta saya untuk membawa kembali kebayanya ke butik Hana di daerah Tebet. Namun sayang, karena padatnya to do list saya menjelang hari pernikahan kami, saya tidak sempat untuk membawa kebaya tersebut kembali ke butik Hana. Jadii, kalopun kebaya saya sedikit kurang sempurna, kelalaian ada di saya, bukan karena pelayanan Butik Hana yang kurang. Jadi, two thumbs up untuk Butik Hana!! 

Kebaya tersebut hanya sempat saya dry clean di 5asec. Alhamdulillah, setelah di dry-cleaned, kebaya akad saya jadi tampak lebih rapih, liner kebaya yang memang dibuat menyatu dengan kebayanya juga tampak lebih rapih. Btw, memang membuat kebaya muslim dengan liner menyatu yang rapih sangatlah tidak mudah. Kalo bukan desainer kawakan pasti kurang sempurna hasilnya. Dan saya tidak mau menggunakan manset untuk dalaman kabaya saya karena manset akan membuat kebaya yang anggun jadi tampak kurang elegant, menurut saya.. 

Daan.., alhamdulillah lagi, kebaya akad saya tampak cukup sempurna (menurut saya) ketika saya kenakan di hari pernikahan kami. Kebaya tersebut pas di badan, payetnya rapih, cantik dan elegant, dan bustiernya nyaman sekali di badan. Bahkan ketika berulang kali saya harus duduk simpuh ketika sungkeman dan upacara adat mencuci kaki suami, kebaya tersebut sangat nyaman dikenakan. Kebayanya fit di badan dengan nyaman. Bagian lengan dan punggung, yang pada awalnya saya ributkan "agak kurang rapih" pun ternyata, baik-baik saja ketika saya kenakan. Alhamdulillah..



kebayanya sangat nyaman digunakan, bahkan ketika saya harus bolak balik simpuh untuk sungkeman dan upacara adat lain. Dan ternyataaaa, bagian lengan yang pada awalnya saya ributkan 'agak kurang rapih' pun, baik-baik saja ketika dikenakan!!


kebaya akad Butik Hana: simple, rapih, elegant (menurut saya).


kebaya midodareni dgn bahan sama persis (hehehe) dibuat oleh Fadlan. (Instagram Fadlan Indonesia)
Aaah, tentu saja yang namanya baju jika belum disetrika tentu tidak akan rapih jika dikenakan. Begitu pula kebaya, jika belum di dry clean, belum akan terlihat rapih kalau dikenakan. Jadi, saya ingin memberi credit yang layak untuk Butik Hana, karena telah membuatkan kebaya yang cantik, rapih dan elegant seperti bayangan kebaya akad dalam impian saya. Saya akan memberikan score ulang untuk Butik Hana atas pelayanan dan hasil kebaya buatannya 8,5 out of 10! Terima kasih banyak Butik Hana.. Terima kasih untuk kebaya akad cantiknya..




Friday, September 18, 2015

Strategi Dapur Istri (newbie housewife) Bekerja..

Judulnya, agak2 gimana gitu ya.. ehhehehe.. Tapi, saya pengen mengangkat pengalaman saya ini ke blog, barangkali ada juga penganten baru, yang masih shock dengan tugas barunya sebagai istri seperti saya.. Heheheh..

Sejak menikah 1,5 bulan yang lalu, banyak sekali penyesuaian2 yang harus saya lakukan. Terutama menyesuaikan mental perempuan single  menjadi perempuan menikah. Sewaktu masih single yang perlu dipikirin hanya kebutuhan pribadi, setelah menikah ada tugas-tugas istri menanti. 

Saya sendiri, sebelum menikah tinggal di kos yang hanya berjarak 5 menit jalan kaki dari kantor. Jadi, saya bisa leyeh2 lebih lama di kosan sebelum berangkat ke kantor. Karena jam kantor kami dimulai pukul 7 pg, dgn toleransi keterlambatan setengah jam, sy baru bersiap mandi pukul 6.30 pg dan cuss sampai kantor sblm setengah 8. Pulang kantor pun bisa lama2 lembur di kantor.. bahkan seringkali saya pulang pukul 8 malam karena menemani mahasiswa bimbingan saya bekerja over time di lab. 
Setelah menikah, kami tinggal di daerah serpong yang berjarak sekitar 30 km dari kantor. Moda transportasi paling masuk akal yang tersedia tentu saja adalah commuter line. Masuk akal dalam hal waktu, tapi tidak masuk akal dalam kenyamanan. Duuh, badan saya berasa ngilu2 sewaktu awal2 jadi pengguna commuter line. Sementara kalo harus ngantor dengan mobil pribadi harus bersabar luama kejebak macet di jalan. Pernah suatu kali saya berangkat bareng suami, kami harus menghabiskan 2 jam lebih di jalan. Nooo!! Akhirnya, commuter line jd langganan saya tiap hari. setiap hari kami harus berangkat dari rumah paling lambat pukul 6 pg. 

Kalo hanya perlu mandi saja sih, berangkat jam 6 pg aman2 saja, ya.. Tapi, saya yang masih menganut nilai-nilai tradisional, pengennya bisa nyiapin makan pg dan makan malam untuk suami di rumah. Walaupun tidak sempat sarapan bareng di rumah, tp paling nggak saya bisa siapkan bekal untuk sarapan suami di kantor. Naaah, ini yang bikin lama.. masak kan nggak bisa sebentar, ya.. Belum lagi , pulang kantor harus menyiapkan makan malam juga.. duh, udah capek berdiri unyel2an di commuter line, sampai rumah masih harus masak.. Tapi, saya bertekad, saya harus BISA. Semua bisa diatasi dengan strategi.. daaan, strategi dapur saya, adalah sebagai berikut:

1. Kupas bawang merah, bawang putih dalam jumlah banyak, kemudian simpan dalam tupperware. Disimpan tanpa dicuci ya.. Bawang merah-putih kan bumbu dasar setiap masakan, jadi kalo sudah ada yang kupasan siap cincang atau blender, lebih menghemat waktu masak pastinya.

2. Masak lauk dalam jumlah cukup untuk semingguan waktu week end, kemudian simpan di refrigerator atau freezer. Misalnya, rendang, ungkepan ayam, sambal goreng daging, ikan berbumbu dll. Simpan dalam tupperware, dan lauk untuk seminggu aman. Ini hemat waktu banget, karena hanya perlu mnghangatkan atau menggoreng lauk td saat akan dimakan di week days. Kalau di rumah ada microwave, lebih simple lg, tinggal dihangatkan sebentar, dan TING, siap disantap. hehehe

sambal goreng daging printhil-kentang untuk lauk beberapa hari.. simpan di refri, hangatkan saat akan disantap. hehehe..


3. Potong-potong sayuran yang akan dimasak untuk week days pas week end. Misalnya kangkung, sudah saya potong-potong di week end, kemudian simpan di plastik dengan udara sesedikit mungkin. Sayur dan bayam potong bisa disimpan 2-3 hari di refri. Pas mau numis2, kita cuma butuh waktu less than 10 minutes untuk preparasi bumbu dan masaknya. Kan, bumbu juga tinggal diiris2, tanpa harus kupas-kupas lagi.. ehhehe..

4.Siapkan bumbu inti putih (untuk masakan yang mengandung kemiri), dan bumbu inti merah (yang mengandung cabe) di kulkas. Kalo mau rajin dan biar mantep  rasanya, bisa disiapkan sendiri dengan blender pas week end. Kalo saya, sementara ini masih membeli bumbu jadi, Kokita untuk ini. hehehe.. Jadi, misal pengen masak sayur lodeh, tinggal pake bumbu inti putih, dan tambahi irisan bawang merah, bawang putih segar biar mantap. Untuk bumbu2 tambahannya, seperti ketumbar, pakai saja yang bubuk.

5. Saya menyimpan berbagai macam bumbu dapur kering siap pakai.. seperti merica, ketumbar, cabe, daun oregano, dll. Kalo anda rajin, bisa siapkan merica dan ketumbar bubuk sendiri dengan blender, pasti rasanya lebih mantep. Lagi2, kalo saya sih masih beli di supermarket.. ehheheh..

6. Strategi saya yang lain adalah, menyiapkan masakan yang sekali masak sudah ada proteinnya (lauk) dan sayurannya. Misal, tumis jagung muda-telor puyuh-cumi-cabe ijo, atau bisa siapkan tumis sapi lada hitam dengan paprika, atau misalnya capcay yg bisa diisi berbagai macam jenis protein dan sayuran sesuai selera kita. 

sayuran dan protein dalam satu masakan
Dengan satu masakan , kebutuhan nutrisi kita terpenuhi. Satu bagian untuk makan malam, satu bagian simpan di refri untuk sarapan. ;)

 7. Oh ya, masak dalam jumlah agak banyak, cukup untuk dua kali makan ya..
Jadi, misalnya kita masak malam hari sepulang kantor, bagi dua hasil masakannya, satu bagian untuk makan malam,satu bagian lagi simpan di kulkas untuk sarapan. Hihihi.. hemat waktu dan energi kan.. Energi memasak dan mencuci peralatan dapur.. kaaan? ehheeh

 8. Simpan timun dan labu siam lalap, ya di kulkas. Kalau kepepet tidak sempat menyiapkan sayur segar, maka timun dan labu siam tadi jd pengganti sayur yang enak, kok!

Bekal sarapan suami saya saat tidak sempat menyiapkan sayur. Ayam-tahu goreng (tinggal goreng ayam ungkep di kulkas) dan timun, plus sambal botol.. hehehe..
Nah, itu beberapa tips aka strategi dapur saya.. Alhamdulillah, saya nggak capek banget, suami juga happy karena dimasakin istri.. ceritanya jadi semacam Ikhtiar/langkah kecil untuk membangun keluarga sakinah, mawadah, warahmah gitu.. halaah.. Aamiin.. :)




Wednesday, September 16, 2015

Kebaya Kutubaru Jumputan

Sebelumnya saya tidak kepikiran untuk memberikan seragam untuk sahabat-sahabat saya, semacam seragam bridesmaid gitu yang sekarang lg trending banget.. Heheheh.. Tapi, setelah melihat banyak foto2 bridesmaid di berbagai akun instagram pernikahan yang saya ikuti, akhirnya saya tergoda juga untuk lucu-lucuan ngasih sahabat-sahabat saya seragaman.. 

Berdasarkan pengalaman saya beberapa kali mendapatkan bahan kebaya untuk seragaman, kainnya sering 'biasa' aja (maaaafffff... hehehe), kain brocade yang agak kasar misalnya, sementara ongkos ngejahitinnya kemahalan.. huhuhuu.. Jadi kebayanya dipakai ulang juga males, di'buang' sayang dan akhirnya cuma menuh-menuhin lemari hingga tiba saatnya diberikan ke orang pas bebersih lemari baju. mubazir kaaan?

Jadi kepikiran, kenapa nggak kasih kebaya jadi saja? Sekarang kan banyak yang jual kebaya kutubaru lucu-lucu dengan harga cukup murah tuuh.. Akhirnya, saya mulai hunting2 deh kebaya kutubaru di berbagai akun instagram. Awalnya sempet pengen bagiin kebaya kutubaru motif bunga-bunga yang sempet ngehits itu.. Tapi kemudian saya mantep untuk bagiin kebaya kutubaru dari kain jumputan yang klasik dan bahannya katun adem.

Setelah coba contact beberapa seller kebaya jumputan ini, saya akhirnya memesan di hernitayulian_jahitjumputan, karena responnya lumayan cepet, bisa order warna dan basenya di Jogja. Akhirnya saya memesan sejumlah kebaya jumputan warna biru muda untuk sahabat-sahabat saya dan beberapa kebaya warna peach untuk adek-adek yang bertugas di buku tamu. Harganya juga murah.. Saya lupa tepatnya berapa, yg pasti di bawah 150 ribu/kebaya. Dan yang lbh asyik lg, kita bisa order kebaya dengan ukuran kita (custom made). jadi lebih pas di badan yang make.. Kebaya tersebut kemudian saya kemas seperti kado, kemudian saya kirimkan ke sahabat2 dan petugas buku tamu. Biar kebayanya murah, tp kalo dibungkus cantik kan jd lebih spesial.

kebayanya saya bungkus seperti ini.. jadi, cantik, kan? hehehe
Hasil kebayanya ternyata cakep, dan alhamdulillah pada langsung pas di badan. Berikut hasilnya..

kebaya kutubaru yang dipakai sahabat-sahabat SMA saya.. cakep kan?
kebaya kutubaru peach untuk penjaga buku tamu.. cute!
Jadi, kebayanya si Mbak Hernita Yulian ini recommendedlah. Murah, hasil jahitan cukup rapih, ukuran bisa custom made, dan hasilnya cakep. 

Monday, September 14, 2015

Vendor Review: JOGLO MLATI

Postingan pertama saya tentang rencana persiapan pernikahan dulu adalah tentang pencarian wedding venue. Akhirnya terpilihlah Joglo Mlati sebagai venue untuk pernikahan kami. Alasan utamanya, seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, kami ingin menikah di pendopo joglo untuk mendapatkan suasana Jawa klasik yang bersahaja.  

Joglo Mlati menawarkan paket pernikahan yang pada awalnya kami pikir,  murah banget, nih! Bahkan paket pernikahan yang mereka tawarkan mulai dari 19 juta saja, lho. Paket termahal yang mereka tawarkan sekitar 45 juta. Harga itu sudah mencakup sewa seluruh area Joglo Mlati, dekorasi, foto, hiburan, mobil pengantin, termasuk catering 100 pax buffet. Murah bangeeeet kan? Yang membedakan dari tiap paket adalah menu catering, jumlah kursi, hiburan, jenis mobil pengantin dan tenda. Untuk paket 45 juta misalnya, mereka memberikan tenda VIP, catering untuk 150 pax buffet, sementara paket termurah tanpa tenda dengan catering 100 pax dengan menu sederhana. 

Seiring dengan persiapan pernikahan kami, paket pernikahan yang ditawarkan Joglo Mlati 
mulai kami cermati satu persatu. Daaan, mulailah saya agak kecewa dengan Joglo Mlati ini. Paket yang ditawarkan memang murah, tapi yaa, ada harga ada rupalah.. Misalnya, hasil foto yang dihasilkan fotografer Joglo Mlati standard banget deh.. Kurang modern hasilnya.. kemudian kalo melihat foto dekorasi yang mereka tawarkan juga, maaf.. agak norak-norak gimana gitu.. (paket dekor sangat  ekonomislah). Belum lagi kalau kita akan menggunakan tenda di luar pendopo, juga dikenakan extra charge, yang lumayan banget. Untuk tenda VIP misalnya, ditotal harus tambah 14 juta dari paket (kecuali ambil paket yg 45 juta). 

Okelah, paket pernikahan yang mereka tawarkan memang murah, jadi wajar saja kalau item yang mereka berikan juga minimalis kurang manis. Kami mengerti sekali..! Tapi herannya, ketika kami bersedia membayar lebih untuk mendapatkan vendor dengan performa yang lebih baik, meraka bilang tidak bisa mengakomodirnya.. Artinya, paket pernikahan mereka 'dikunci' mati, dipakai atau tidak setiap item tidak bisa dikeluarkan dari paketnya.

Untuk fotografer misalnya, kami menggunakan jasa fotografer pilihan kami plus harus tetap menggunakan fotografer yang disediakan oleh Joglo Mlati. Jd berasa double expenses, gitu deh.. Well, hikmahnya, koleksi foto pernikahan kami jadi banyak.. hehehe.. fyi, fotografer Joglo Mlati baru datang ke venue beberapa waktu sebelum acara resepsi dimulai.. Jadi, moment akad tidak meraka ambil fotonya.. Untung, kami menyewa fotografer profesional di luar paket.. Kalo nggak..., bisa nangis bombay saya.. halaah.. 
Oh ya, foto2 di postingan yang ini dihasilkan oleh fotografernya Joglo Mlati ya.. Hasilnya ya..., standardlah ya.. lumayanlah.. 

Kemudian, untuk catering pun, dikunci juga oleh Joglo Mlati. Okelah, soal makanan, karena ini restoran, satu grup dengan Santika pula, makanan yang disajikan bisa diandalkanlah.. Tapi, karena adek saya punya usaha gudeg yang cukup terkenal di Jogja, masak di pesta pernikahan saya, kami sajikan gudeg pihak lain sih.. Memang sih, setelah nego2, kami boleh menggunakan gudeg adek saya itu, tapiiii.. mesti sewa stallnya.. (ok, gpp), dan juga harus bayar charge 2 ribu rupiah per pax. Rrrrggghhhh.. bete' deh.. akhirnya, dengan terpaksa menu gudeg saya coret dari daftar menu.. huhuhuu.. 

Oh ya, di lain pihak, saya juga perlu memberikan credit untuk Joglo Mlati.. Karena menu-menu yang mereka sajikan menurut tamu-tamu kami enak. Juaranya adalah, jamu gendhong dan jenang grendul.. ehheheh.. bahkan boss2 suami yang datang di acara pernikahan kami pun langsung menyerbu kedua menu ini, katanya.. yeayy.. menu lain yang dibilang enak banget adalah soto kudus (konsumsi akad). Menu lain juga dibilang enak sih, seperti menu buffet, zuppa soup, sego liwet, sego wiwit, bakso rambutan, rujak es krim, dan dawet. Sementara siomaynya kurang cihuy katanya. Agak keras.. 


menu buffet disajikan di panci tanah liat
gubugan Joglo Mlati.. beneran gubug, sehingga kesan tradisional Jawa yang bersahaja kental sekali. Seperti yang kami inginkan

 Tapiiii, kesalahan besar pihak Joglo Mlati dalam hal catering adalaaah.. saya sudah beberapa kali berpesan kepada pihak Joglo Mlati supaya stall2, yang saya order 500 pax per menu tolong dipecah-pecah gubug2nya (satu menu gubugan dibagi menjadi dua stall/gubug; jadi masing2 stall utk 250 pax). Tujuannya sih simple saja, supaya tamu2 tidak terlalu lama antri untuk mengambil makanan, dan supaya konsentrasi tamu tidak hanya di halaman depan pendopo saja, tapi juga di halaman2 samping.. Tapi, request saya yang berkali-kali saya sampaikan tidak diakomodir dengan baik.. Akhirnya, saat peak tamu2 berdatangan, halaman depan pendopo tampak penuh sekali.. huhuhuu.. Suasana yang terlalu rame di saat peak tamu berdatangan, bisa jadi bikin males tamu2 untuk berlama-lama antri makanan, kan?? huhuhuu.. Semoga semua tamu masih dapat menikmati pesta dan makanannya dengan nikmat.. yang pasti jumlah makanan sih tidak kurang, karena sisa makanan yang bisa kami bagi-bagikan ke tetangga2 setelah acara pun masih banyak.

Untuk Dekorasi, sebenarnya dekorasi yang saya inginkan adalah dekorasi yang simple saja. Beneran deh, saya sadar diri, budget kamipun terbatas.. jadi, ya nggak muluk2 pengen dekorasi yang super cantik. Sekedar dekorasi  yang sederhana tapi elegant dan tidak norak, That's it! Dekorasi dengan gebyok coklat yang klasik dan bunga2 dominan putih, dengan bunga utama sedap malam dan melati saja. 
Untuk dekorasi yang saya inginkan tersebut pihak Joglo Mlati memberikan harga extra 7 juta dari paket. Ok, deal! walaupun aneh juga ketika kami ingin kejelasan, dari paket yang kami bayarkan, berapa jumlah anggaran untuk dekorasinya. Pihak Joglo Mlati tidak bisa menjawab. hmmm.. 

Karena dekorasi adalah item penting banget di akad dan resepsi, tentu saja saya cerewet sekali tentang ini. Akhirnya, saya diberikan contact vendor dekorasi yang mereka gunakan. Soko Dekorasi, namanya. Vendor ini baru banget menjadi rekanan pihak Joglo Mlati. Setelah sebelumnya, ada penganten yang kekeuh untuk menggunakan jasa vendor dekorasi dari luar Joglo Mlati, yaitu Soko Dekorasi tersebut. Melihat contoh2 hasil dekorasinya, lumayanlah.. Alhamdulillah, hasil dekor Soko Dekorasi lumayan cantik. Paslah dengan expectasi saya.. sederhana tapi tetap elegant.. menurut saya, lho.. Dekorasi favorite saya adalah hiasan bunga di kursi-kursi akad.. seperti request saya, di belakang kursi akad saya minta diberikan hiasan bunga buket bunga kecil dengan ronce melati.. 



Dekorasi meja-kursi akad. Bagian favorite saya adalah ronce melati di bagian belakang kursi. Love it!


Dekorasi Pelaminan oleh Soko Dekorasi (Joglo Mlati). Seperti yang saya bayangkan, walaupun sederhana tapi tetap manis dan elegant (tidak norak!). heheheh...
dekorasi di bag dalam pendopo utama..
dekorasi di pergola, bagian depan pendopo utama.. 
After all, jualan utama Joglo Mlati, yaitu traditional ambiance memang juara! Joglo utama dan bangunan-bangunan (joglo-joglo kecil) di sekitarnya memberi kesan Jawa banget. Menu-menu yang mereka sajikan dengan gubug beneran, plus pramu saji yang berbaju lurik, membangun suasana ndeso, Jawa banget.. seperti yang kami inginkan..

Halaman samping joglo utamanya Joglo Mlati.. Tempatnya sih OK, juara menurut saya..
Joglo-joglo kecil di sekeliling pendopo utama. Bangunannya kereen banget. Klasik Jawa banget!

Bangunan Joglo lain di samping pendopo utama. Kami manfaatkan untuk ruang VIP


Walaupun pihak marketing Joglo Mlati kurang detail merekam kecerewetan saya sehingga banyak detail yang harusnya ada jadi tidak ada, yang harusnya tidak begitu jadi begitu, dst memang mengurangi kesempurnaan acara kami.  Tapi, kami tetap sangat bersyukur, tamu-tamu yang datang punya kesan yang baik ketika menghadiri pernikahan kami.. Terutama tamu-tamu kami dari luar kota, khususnya Jakarta. Bahkan kemudian ada yang menanyakan tentang venue ini.. Berarti kan kesannya baik..

Berkali-kali saya bilang ke pihak marketing joglo mlati, saya minta hiburannya SITERAN supaya nuansa pestanya agak syahdu, tenang, dan romantis gitu.. , eh.. di hari H diberikan hiburan COKEAN.  Untung sindennya memilih lagu-lagu yang kalem, jadi ya sudahlah.. Tamu-tamu juga pada nggak ngeh, kayaknya... Tetep keren sih.. (salah satu bukti kurang detailnya pihak Joglo Mlati merekam request customernya..)
Jadi, kalo saya harus memberikan skor untuk Joglo Mlati, saya akan berikan nilai 7,8 dari 10. Kalau saja beberapa hal yang saya sebutkan di atas bisa diperbaiki, menurut saya Joglo Mlati akan menjadi tempat untuk menggelar pernikahan dengan sentuhan jawa klasik yang perfect. Anyway, thank you Joglo Mlati dan team.. :)

Review Daycare TBB Sylva KLHK

Sejak usia 3 bulan dan Bunda harus mulai aktif ngantor, putri kecil kami diasuh oleh yangti-yangkungnya di rumah, dengan sedikit bantuan dar...