Thursday, November 5, 2015

Cerita Dapur Dewi: Ala-Ala "Sop IGa Sapi"

Setelah menerima pembagian daging Qurban pada Idul Adha lalu, saya hanya sempat memotong2 daging tersebut menjadi berbagai ukuran kemudian saya simpan dalam beberapa tuppy. Ada yang untuk diolah menjadi rendang, ada yang untuk rawon atau soto, ada  juga iga dan tetulangan untk sop. Semua saya simpan dalam tuppy di freezer. Satu persatu daging tersebut telah diolah.. 
Hanya saja, sebulan setelah Idul Adha, saya baru 'ngeh' kalau masih punya iga sapi beku di freezer. Daaaa!!! Dan mulailah saya bereksperimen di dapur untuk mengolah iga sapi tadi menjadi Soup Iga Sapi untuk PERTAMA kalinya..  Heheheeh..

My very first attempt to cook "Sop Iga Sapi"

Kurang lebih, berikut resepnya:
Disclaimer: Resep disusun oleh newbie in cooking. Tentu saja perlu penyempurnaan di sana-sini. Hihihi...


BAHAN:
0.5 kg iga sapi (kurang lebih)
3 buah wortel
4 buah kentang 
1 buah tomat
4 batang daun bawang dan seledri
1 bonggol brokoli

Potongan Sayuran selera saya, yang agak gendut! hehehe


BUMBU:
10 butir bawang merah
7 butir bawang putih
satu ruas jahe, kupas kulitnya, bakar sebentar, kemudian geprek
seperempat sendok teh kayu manis bubuk (atau sesuai selera)
2 butir kapulaga
2 butir bunga lawang (pekak)
seperempat sendok teh pala bubuk (atau sesuai selera)
setengah sendok teh merica bubuk (atau sesuai selera)
garam secukupnya
gula pasir secukupnya

Cara memasak:
1. Rebus iga sapi dengan 2 L air dalam panci presto kurang lebih selama 25 menit. Saya tambahkan juga 2 batang daun bawang dan seledri yang diikat (utuh, tanpa dipotong) ke dalam panci, supaya kaldunya lebih segar.
2. Sambil menunggu iga dipresto, haluskan bawang merah dan bawang putih --> saya pakai blender untuk ngehalusinnya.. Kalau diuleg mungkin rasanya lebih enak kali ya..
3. Tumis bawang merah-putih dengan sedikit minyak hingga harum, kemudian sisihkan.
4. Potong-potong sayuran sesuai selera. Kalau saya lebih senang memotong sayurannya agak besar. Walaupun kemudian dicomment suami saya, kok sayurannya gede2 potongannya.. hehehe.. Maksud saya sih, supaya sayuran tdk hancur sewaktu dimasak agak lama.
5. Setelah proses memasak dengan panci presto selesai, buka tutup panci kemudian lanjutkan masak dengan api sedang. 
6. Selanjutnya, masukkan tumisan bawang merah-putih ke dalam rebusan iga, juga bumbu2 lain seperti jahe, kapulaga, pekak, garam, pala, merica dan sedikit gula pasir. Untuk bumbu rempah2 tadi, tentu saja silahkan disesuaikan sesuai selera, ya.. Kebetulan, saya senang dengan sop iga yang kuahnya terasa rempahnya. Cicipi rasanya, dan tambahkan sedikit ini, itu sesuai selera.. Heheheh..
7. Kemudian masukkan potongan sayuran satu per satu. Tentu saja dimulai dari sayuran yang keras dulu, ya.. kentang, wortel, kemudian potongan daun bawang dan brokoli sesaat sebelum masakan diangkat. sebelum diangkat, cicip2 lagi rasa kuah sopnya.. Kalau sudah pas, angkat dan sajikan selagi panas.

YUMMY... Sop iga kuah rempah dari dapur kita sendiri.. Yang pasti kalau dihitung2, tentu saja jauuuuh lebih hemat dibanding kalau beli di luar.. Asal bikinnya untuk porsi banyak sekalian, ya.. Supaya nggak 'rugi' energinya.. Heheheh.. 

Oh ya, ambil sop dalam porsi secukupnya, sisanya simpan di kulkas setelah dingin. Saat pengen makan lagi tinggal dihangatkan di microwave, atau rebus kembali sebentar.. Risikonya, sayuran bisa overcooked karena dimasak lagi, jadi kurang cihuy.. Nah, kepikiran solusi untuk itu, mungkin bisa dengan menyiapkan sayuran terpisah dari sopnya.. Tapi sopnya jd kurang segar donk rasanya.. Atau, mungkin dengan mengangkat sayuran setelah dimasak setengah matang kemudian sisihkan. Nah, pas kita pengen makan sop jilid 2 atau 3 bahkan.. heheheh.. Baru masukkan kembali sayurannya untuk direbus bersama kuah sopnya.. 
Ada yang punya tips lebih jitu, mungkin..?? Heheheh.. 






Tuesday, October 20, 2015

Saya perempuan MODIS: MOdal DISkon!

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis tentang bagaimana saya yang addicted to online shopping & discounted goods. Hingga saat ini kebiasaan saya tersebut belum pudar bahkan belakangan justru makin menjadi! Ouuch..! Memang sih, saya pernah insyaf selama beberapa bulan.. Yaitu saat kami sedang mempersiapkan pernikahan, dimana saya sadar harus pinter2 mengelola keuangan dan stop boros karena ada kebutuhan penting yang memerlukan banyak biaya.

Setelah menikah, tentu saja kami perlu membeli berbagai perlengkapan rumah tangga untuk rumah mungil kami. Dan, berawal dari situlah, kebiasaan saya berbelanja online dan nguber barang diskonan, KAMBUH dengan sukses! Saya, yang selama 6 bulan lebih telah insyaf dari godaan diskon dan belanja, akhirnya memulai lagi kebiasaan 'nggak buruk2 amat, sih!', tapi 'tidak baik juga!'. Huhuhuuu.. 

Memang sih, saya sudah jaraang sekali 'olah raga' mengitari pusat-pusat perbelanjaan. Tapi, saya rajin buka online shop! Awalnya memang saya berbelanja online untuk membeli keperluan rumah, seperti vaccum cleaner, microwave, mixer, dan sejenis. Jadi, barang-barang yang memang kami butuhkan di rumah. Tapi, belakangan saya mulai tergoda untuk berbelanja barang2 'boros' secara online. Sebut saja baju, sepatu dan tas. Barang-barang boros yang tidak saya perlukan tapi kok ya saya beli. Huuhhhh!!! 

Untungnya, saat ini suami bertindak menjadi polisi untuk mengkontrol kebiasaan boros saya itu. Misal, kemarin sempat punya alasan untuk membeli tas kantor baru, karena tas kantor hitam yang biasa saya pakai sudah saatnya diistirahatkan karena ada bagian yang mengelupas kulitnya. Boleh donk alasannya... iya, kan?! Nah, saya sudah mulai browsing2 tuh untuk beli tas baru.. Giliran kode ke suami.., eh diingetin kalo punya tas 'dobermen' (obermain bukan dobermen, kale! hehehe) baru yang belum kepake.. "di box juga banyak tas kamu tuh yang jarang dipake.."  Iya, siih.. fufufuu.. Walaupun biasanya Ardi akhirnya 'kalah' dan akhirnya menyilahkan saya untuk "ya udah, beli aja kalo emang pengen", tapi kan saya jadi 'sadar' kalau sebenarnya nggak butuh2 amat beli tas baru.. Tas yang ada saja jarang sekali dipake kok ya mau nambah lagi. Alhamdulillah, selamat dari khilaf.. :) Well, saya pernah beberapa kali 'nakal' juga sih.. sempat beli sepatu, baju, dan beberapa barang 'boros' lain, kemudian baru lapor ke suami pas barangnya sudah di tangan! Hihihii.. Ssssttt!

Anyway, e commerce memang gila banget, ya.. Kalau tidak kuat iman, kantong bisa jebol karena belanja tak terkontrol. BAHAYA! Tapi, berbagai merchant belanja online memang menawarkan harga yang menarik sekali. Saat ini, merchant2 belanja online perang harga untuk memberikan harga barang termurah. Dan, hey.. menyenangkan sekali lho, saat bisa membeli barang yang sama dengan harga yang lebih murah.. Belum lagi, berbagai merchant belanja online tersebut berkerjasama dengan berbagai bank untuk memberikan diskon ekstra. Asyiiik.. Misalnya, di salah satu situs belanja l*z*d*, ada promo ekstra diskon 10 persen jika membayar belanjaan dengan kartu mastercard. Atau di situs lain jika membayar dengan kartu bank tertentu akan diberikan ekstra diskon 20%. Wuiiih.. Kan lumayan banget tuh, diskonnya. 
Sebagai contoh, belum lama ini saya membeli microwave di salah satu situs belanja online seharga kurang lebih 1,5 jt. Sementara harga di toko elektronik terkenal masih lebih mahal beberapa ratus ribu dari harga tersebut (Iya, sebelum membeli suatu barang, saya memang membanding2kan harga dari berbagai toko!). Waktu itu sengaja saya bayar dengan mastercard untuk mendapatkan ekstra diskon 10%.. Yuhuuu.. lumayan banget diskonnya. heheeh.. Oh ya, pengiriman barangnya pun gratis pula. Jadi, sudah harganya lebih murah, gratis ongkos kirim, tak perlu jauh2 jalan ke toko, lumayan cepat pula pengirimannya.. Gimana nggak bikin konsumen nyaman, coba?!


Wedding shoes saya, dibeli secara on line dengan diskon tentunya! ;)
Sekarang ini, kebiasaan saya untuk hunting barang2 berdiskon besar pun makin menjadi.. ouchh! Pokoknya segala barang dan keperluan deh, saya browse untuk mendapatkan harga termurah dengan ekstra diskon. Misalnya, hari ini saya membeli tiket pesawat untuk tugas kantor ke Solo. Harga tiket yang saya beli di salah satu situs ticketing dll bisa lebih murah sekitar 50 ribuan (pp) dibandingkan harga dari web maskapainya,  lho! See...! 
Juga ketika awal Agustus lalu kami memesan banyak kamar hotel untuk keluarga dari luar kota yang menghadiri pernikahan kami. Tentu saja, kami gunakan promo diskon dengan menggunakan kartu dari bank tertentu ketika memesannya di salah satu situs ticketing dan hotel. Bayangkan, belasan kamar kali beberapa ratus ribu didiskon 12%.  Lumayan banget lho, hematnya! Hihihii..
Contoh lain, minggu lalu saya memesan kamar hotel untuk kami menginap ketika tugas di Jogja. Dengan memanfaatkan promo ekstra diskon dengan pembayaran menggunakan kartu dari bank X, kami hanya perlu membayar 270an ribu per malam untuk hotel bintang 4 tersebut. Hihihiii.. 

Oh ya, saya adalah tipe orang yang senang menyetock barang persediaan di rumah, terutama untuk barang2 keperluan pribadi (seperti sabun, kosmetik) dan sekarang keperluan dapur. Jadi, saat belanja ke supermarket dan ada barang2 yang biasa kami pakai sedang diskon, biasanya saya akan beli banyak, buat stock di rumah! hihihiii..

Iyaaa..., Saya memang MODIS! MOdal DISkon! ;p

PS. Berhati-hatilah dengan godaan diskon, promo2 serta berbagai kemudahan berbelanja online, ya..! Jangan sampai keuangan jebol gara2 belanja 'boros'. Kemudian, BE WISE ketika menggunakan kartu kredit. Perlu diingat, gunakan kartu kredit sebagai alat bayar bukan alat utang!! Pastikan, sebelum membeli sesuatu dengan kartu kredit memang ada uang untuk bayarnya, bukan mumpung bisa ngutang, ya.. PENTING pula untuk memastikan ketika tagihan kartu kredit datang tiap bulannya, langsung bayar LUNAS jumlah tagihannya sesegera mungkin, ya.. 

Cheers... :)

Monday, October 19, 2015

Memasak bagi saya adalah bisa karena terpaksa!

Bisa karena terbiasa, atau lebih tepatnya karena terpaksa.. Itulah memasak bagi saya.. Hehehe..

Sejak kecil hingga remaja, saya jarang sekali belajar memasak.  Dalam ingatan masa kecil saya, almarhumah Ibu yang merupakan ibu bekerja dengan seabrek kegiatan sosial di sore hari, biasanya akan turun ke dapur untuk moment2 spesial.. Misalnya menyiapkan hidangan lebaran.. Atau baking kue dan cake! Untuk hidangan sehari2 Mbokdhe Arjolah yang menyiapkan masakan di rumah kami. Karena sejak kecil mbokdhe Arjo jugalah yang momong saya, secara tidak langsung, dari mbokdhe Arjo inilah saya 'belajar' memasak.. Well, lebih tepatnya, mengamati bagaimana cara memasak.. Matur nuwun Mbokdhe Arjo.. :) Oh ya, hingga sesepuh skrg ini, mbokdhe Arjo ini masih 'merawat' keluarga saya, lho.. Walaupun Bapak-Ibu saya sudah meninggal, dan saya dan kakak kandung saya saat ini tinggal di Jakarta, mbokdhe Arjolah yang tiap pg masih menyapu halaman rumah kami di Jogja. Nuwun ya mbook.. :)

Bertahun-tahun kemudian, saya harus hidup mandiri di negri orang untuk studi. Selama 2 tahun belajar di Brisbane, karena beberapa alasan, saya terpaksa harus belajar memasak. Selain karena tidak mudah mendapatkan makanan yang terjamin kehalalannya, harga makanan juga mahaal. Untuk sekali makan seharga $10, rasanya beraaat banget di kantong mahasiswa berbeasiswa seperti saya, . Apalagi lidah saya kan Indonesia sekali, atau bahkan Jawa sekali, jadi kurang merasa cocok dengan menu Bule.. Akhirnya, untuk bisa survive hidup di Brisbane, mulailah saya bereksperimen di dapur.. 


Karena terpaksa, jadi belajar masak.. Oh ya, thanks to facebook, ternyata saya pernah membuat satu album yang berisi foto2 hasil belajar memasak saya.. ehheheeh


Saat saya desperately kangen masakan2 khas Indonesia, saat itulah saya harus BELAJAR membuat masakan itu di dapur flat kami. Misalnya, kangen makan batagor, bereksperimenlah saya membuat batagor sendiri. Saat pengen makan empal daging, belajarlah saya membuat empal daging sendiri, pengen macaroni schotel, ya coba bikin sendiri juga. Begitu pula saat lebaran tiba dan pengen banget kastengel, saya cobalah membuat kastengel sendiri. Dan seterusnya... Semua bermodalkan jaringan internet cepat untuk browsing resep dan nge youtube. Alhamdulillah, sebagian besar jadi juga lho! hehehe.. Tentu saja, sekali lagi, saya harus berterima kasih pada Mbokdhe Arjo yang secara tidak langsung telah mengajarkan saya basic skill memasak.

Bahkan, suatu kali saya pernah juga membuat gudeg, lho! Iyaaa, gudeg! Alhamdulillah rasanya enak juga.. Bahkan, saat mahasiswa Indonesia membuat fund raising untuk membantu korban letusan Gunung Merapi saat itu, saya berani menjual gudeg tersebut. Seporsi gudeg dengan telor, tahu dan sambal goreng kentang dihargai kurang lebih 8$ saat itu.. Hehehehe.. 

Sekembalinya dari Brisbane, saya tinggal dan bekerja di Jakarta. Di Jakarta saya tinggal di kos dengan dapur minimalis sekedar untuk masak indomie. Selain itu, segala jenis masakan Indonesia dengan mudahnya kita temukan dengan harga murah. Untuk porsi kecil, jauh lebih murah membeli masakan jadi dibandingkan membuat sendiri, pula! Sejak itulah, sedikit kebisaan saya memasak yang terasah selama di Brisbane, menguaaaap.. hoaaaamm!!

Setelah saya menikah beberapa bulan lalu, barulah saya harus belajar memasak lagi.. Metodenya masih sama sih.. Buka google dan browse resep saat akan memasak.. heheheeh.. Semua bisa karena terpaksa, rupanya! ;)

Monday, October 5, 2015

Cerita Dapur Dewi: Semangka, Buah Favorite Kami.

Di musim panas (kemarau) seperti ini , alhamdulillah justru buah-buahan segar yang juicy sedang musim2nya. Semangka, salah satunya.. Saat ini, semangka manis dengan mudahnya kita temukan di pasaran. Dari toko buah premium sampai warung buah pinggir jalan, tak ketinggalan tukang sayur keliling pun menjual semangka sebagai salah satu dagangannya..

Aaah, semangka merah manis, juicy dan dingin di siang hari yang panas.. Nikmat banget, deh! Belakangan, buah ini hampir selalu ada di kulkas kami. Setelah bermacet2 pulang kantor, juice semangka segar akan jd pelepas dahaga yang refreshing banget. Makanya, mumpung lagi musimnya, juice semangka ini yang cukup sering saya siapkan sebagai minuman segar untuk suami sepulang kantor.. menyiapkannya juga mudah sekali.. Cukup buah semangka potong2, tambahkan es batu sesuai selera, bisa ditambahkan sedikit susu kental manis putih, tanpa perlu tambahan gula lagi, blender, dan voila.. segelas juice semangka segar dan nikmat pun siap diminum, Super easy , taste really good and so refreshing!


Semangka Juice! Easily made juice yet so refreshing!

Selain dibuat juice, semangka juga seger banget untuk disiapkan sebagai 'cemilan' segar saat weekend. Tinggal potong2 dadu atau bulat2, tambahkan satu atau dua scoop vanilla ice cream, taburi kayu manis bubuk di atasnya.. and voila.. segar dan enak banget, deh! Jika suka, tambahkan buah lain yang ada di rumah. Misalnya melon atau mangga.. Super mudah dan yumm!!


semangkuk kesegaran di siang yang panas. Mudah dibuat, nikmat dan seger banget. Cobain, deh!
Silahkan dicoba.. Mumpung masih musim dan lagi murah.., ;) 

Wednesday, September 30, 2015

Menikah Sesuai dengan Kemampuan Finansial Kita

Beberapa waktu yang lalu, seorang sahabat bercerita mengenai seorang teman kantornya (perempuan) yang berhutang hingga seratus juta untuk tambahan biaya resepsi pernikahannya, itupun tanpa sepengetahuan calon suaminya pula! Ckckck..! Dari cerita itu, akhirnya kami terlibat obrolan panjang tentang fenomena masyarakat Indonesia yang berlomba-lomba membuat resepsi pernikahan besar dan mewah. Bahkan cerita seperti di atas pasti banyak kita dengar di sekeliling kita. Memaksakan diri, bahkan hingga berhutang banyaaak hanya untuk sekedar membuat satu pesta besar. Parahnya, hal tersebut kemudian menjadi semacam kewajaran di masyarakat kita,  menjadi bagian budaya kita bahkan! Akibatnya, ketika orang berniat menggelar penikahan sederhana menjadi tampak salah di mata masyarakat. Salah satu bentuk tekanan sosial adalah diomongin orang.. haiisshh!

Siapa sih yang menebarkan virus2 gaya hidup boros di negri ini..? yang menebarkan virus2 bergaya hidup keren, tapi keropos (secara finansial), gaya hidup besar pasak daripada tiang.. Well, menurut saya, TV, internet dan media sosial adalah beberapa penyebabnya.. Ingatkah sewaktu beberapa waktu yang lalu ada selebriti yang menikah super mewah hingga diliput berlebihan di hampir semua stasiun tv, diekspose habis2an di berbagai koran, tabloid, dan majalah cetak dan online?? akibatnya menginspirasi masyarakat untuk susah payah mewujudkan pernikahan yang di luar kemampuannya .. (Saya tidak termasuk lho, ya..! heheheeh). 

Katanyaaa, untuk menggelar pernikahan yang 'sedang2' saja (ukuran kelas menengah Indonesia), biayanya tidak kurang dari 200 juta!! Kalau memang mampu, sudah dianggarkan, longgar secara finansial, saya pikir sah-sah saja! Boleh bangeeet! Orang mau syukuran acara penting, Insya Allah jadi moment sekali seumur hidup, jadi ajang silaturahmi keluarga, sahabat dan kolega, kok.. Masak nggak boleh.. Ya boleh banget donk! Tapiii... Yang SALAH BANGET adalah jika sebenarnya tidak mampu secara finansial untuk menggelar pesta pernikahan yang besar, mewah, keren, yang meriah tapi memaksakan diri hingga harus berhutang banyak untuk itu. Oucchh! Menurut saya, itu tidak keren sama sekali!

Kebayang nggak sih, setelah menikah masih harus memikirkan bagaimana membayar hutang-hutang yang banyak.. Padahal, banyak sekali dana yang dibutuhkan untuk memulai rumah tangga baru, sementara masih harus membayar hutang biaya pernikahan. Big No No, ahh! Kalopun punya tabungan dalam jumlah besar, menurut saya fokus utama justru untuk mempersiapkan kehidupan setelah menikah. Membeli rumah, misalnya.. Baru untuk membuat pesta pernikahan sesuai kemampuan.

Selain cerita sahabat saya tentang hutang untuk pernikahan temannya tadi, saya yakin pasti banyak di antara kita yang mendengar cerita serupa. Berhutang banyak untuk menikah atau mantu! Iyaaa, seringkali justru orang tua yang menginginkan pesta pernikahan besar untuk anaknya.. Heheheh.. Pesta sekian hari dengan upacara adat lengkap, mengundang ribuan undangan, dst.. Yaah, menyenangkan orang tua memang wajib hukumnya, tapi kalau kita coba jelaskan dan beri pengertian dengan baik, Insya Allah orang tua akan mengerti, kok..

Ketika belum lama ini kami menyiapkan pernikahan pun, saya sempet kepikiran dan deg2an juga dengan bagaimana komentar orang-orang nanti. Tekanan sosial terkadang memang kejaaam! Well, setidaknya saya sudah cukup terlatih dengan 'tekanan sosial' semacam itu.. bertahun2 ditanyain, diomongin, kapan nikah, dst. ada hikmahnya juga, ternyata.. Hehehe.. 

Sejak awal, saya dan Ardi sepakat untuk menikah sesuai dengan kemampuan finansial kami.  Dengan budget yang kami punya tersebut, barulah kami bergerak untuk menyiapkan pernikahan. Btw, budget pernikahan tersebut, 2/3 bagian dari Ardi dan 1/3 bagian dari saya.. ahahhaah.. iyaaa, saya juga termasuk makhluk yang "sedikiiit keren" di luar tapi keropos di dalam, boros, tidak pintar menabung, buruk dalam financial planning. Huhuhuu.. Untungnya, Ardi adalah seorang yang cukup baik dalam mengelola keuangannya, artinya tidak terlalu boros dan lumayan bisa nabung. Jadi, alhamdulillah lumayan menyeimbangkan keburukan saya. Dia pula yang 'meracuni' saya dengan ide untuk menikah sesuai dengan kemampuan, tidak berlebihan, tanpa hutang, dan ingat dengan prioritas penting, yaitu kehidupan berumah tangga setelah menikah itu sendiri.

Dalam beberapa postingan saya yang terkait dengan persiapan pernikahan pun, seringkali saya singgung bagaimana kami harus disiplin dengan "wedding budget" yang kami punya. Pun dengan pegangan rencana anggaran belanja untuk pernikahan yang telah kami susun dan rencanakan, tetap saja yang namanya over budget tidak terhindarkan. Untungnya, Ardi selalu mengingatkan saya tentang "ingat budget" tiap kali saya pengen nambah ini itu untuk mempercantik pernikahan kami karena terinspirasi, lebih tepatnya ngiler, dengan pernikahan orang2 yang cantik2 banget di berbagai akun instagram persiapan pernikahan yang saya ikuti.

Ternyata apa yang disampaikan Ardi benar sekali! Setelah menikah, ternyata memang buanyak juga expenses yang harus kami keluarkan.. Misalnya untuk mengisi rumah dan segala uba rampenya.. Biayanya lumayan juga, lho.. Kebayang saja, kalo kemarin saya tergoda untuk menyiapkan pesta pernikahan keren, yang secara finansial sebenarnya kami tak sanggup untuk mewujudkannya, tapi memaksakan diri hingga berhutang. Duuh, pasti saat ini kami harus fokus bayar2 hutang dulu, dan baru bisa pelan-pelan melangkah menata rumah tangga setelah melunasi hutang2 kami. Alhamdulillah, suami saya keren (halaah, muji2 suami sendiri!!).. Suami saya keren karena dengan teguh mengingatkan saya untuk menikah sesuai kemampuan dan menghindarkan diri dari berhutang hanya untuk sebuah pesta pernikahan.

Berdasarkan pengalaman saya, mempersiapkan pernikahan memang butuh efforts yang luar biasa.. dana, waktu, energi dan emosi. Memang sih, rasanya happy dan lega banget melihat keluarga besar berkumpul, sahabat dan teman2 baik datang, kolega2 dekat juga hadir dan punya kesan yang baik ketika menghadiri acara kita. Namun kemudian yang tersisa dari segala efforts yang luar biasa tersebut adalah kenangan manis. Apalah arti kenangan manis, kalau kehidupan yang kita jalani sekarang menjadi kurang manis. Halaaah.. opo sih??! ehehhee.. 


Biar acaranya sederhana, kalo keluarga besar bisa kumpul happy gini, bahagiaaaa banget rasanya! Di sini ada Mbah kakung saya yang telah berusia 90 tahun lebih lho.. Alhamdulillah.. Ini kenangan manis banget buat kami.. :)


Well, melalui postingan ini, Pesan Moral yang ingin saya sampaikan bagi yang sedang merencanakan pernikahan adalah Menikahlah Sesuai Kemampuan Finansial yang ada, Jangan memaksakan diri, Sebisa mungkin hindari hutang, jangan terlalu pedulikan apa komentar orang (toh yang menjalani hidup kita, emang orang lain mau bantu nambahin uang untuk bayar DP rumah, misalnya?) dan jalani semua dengan Happy, ya.. :)

Friday, September 25, 2015

Vendor Review: Kebaya Akad by Butik Hana

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang kebaya akad saya yang dibuat oleh Butik Hana. Pada postingan tersebut, saya agak sedikit kecewa karena kebaya tersebut sedikiiit kurang rapih di bagian lengan dan berharap Butik Hana dapat mempercantik kebaya tersebut.
Bersamaan dengan saya menulis postingan tersebut, saya juga mengirimkan email ke Butik Hana, dan ditanggapi dengan sangat baik dan responsif. Mbak Ika meminta saya untuk membawa kembali kebayanya ke butik Hana di daerah Tebet. Namun sayang, karena padatnya to do list saya menjelang hari pernikahan kami, saya tidak sempat untuk membawa kebaya tersebut kembali ke butik Hana. Jadii, kalopun kebaya saya sedikit kurang sempurna, kelalaian ada di saya, bukan karena pelayanan Butik Hana yang kurang. Jadi, two thumbs up untuk Butik Hana!! 

Kebaya tersebut hanya sempat saya dry clean di 5asec. Alhamdulillah, setelah di dry-cleaned, kebaya akad saya jadi tampak lebih rapih, liner kebaya yang memang dibuat menyatu dengan kebayanya juga tampak lebih rapih. Btw, memang membuat kebaya muslim dengan liner menyatu yang rapih sangatlah tidak mudah. Kalo bukan desainer kawakan pasti kurang sempurna hasilnya. Dan saya tidak mau menggunakan manset untuk dalaman kabaya saya karena manset akan membuat kebaya yang anggun jadi tampak kurang elegant, menurut saya.. 

Daan.., alhamdulillah lagi, kebaya akad saya tampak cukup sempurna (menurut saya) ketika saya kenakan di hari pernikahan kami. Kebaya tersebut pas di badan, payetnya rapih, cantik dan elegant, dan bustiernya nyaman sekali di badan. Bahkan ketika berulang kali saya harus duduk simpuh ketika sungkeman dan upacara adat mencuci kaki suami, kebaya tersebut sangat nyaman dikenakan. Kebayanya fit di badan dengan nyaman. Bagian lengan dan punggung, yang pada awalnya saya ributkan "agak kurang rapih" pun ternyata, baik-baik saja ketika saya kenakan. Alhamdulillah..



kebayanya sangat nyaman digunakan, bahkan ketika saya harus bolak balik simpuh untuk sungkeman dan upacara adat lain. Dan ternyataaaa, bagian lengan yang pada awalnya saya ributkan 'agak kurang rapih' pun, baik-baik saja ketika dikenakan!!


kebaya akad Butik Hana: simple, rapih, elegant (menurut saya).


kebaya midodareni dgn bahan sama persis (hehehe) dibuat oleh Fadlan. (Instagram Fadlan Indonesia)
Aaah, tentu saja yang namanya baju jika belum disetrika tentu tidak akan rapih jika dikenakan. Begitu pula kebaya, jika belum di dry clean, belum akan terlihat rapih kalau dikenakan. Jadi, saya ingin memberi credit yang layak untuk Butik Hana, karena telah membuatkan kebaya yang cantik, rapih dan elegant seperti bayangan kebaya akad dalam impian saya. Saya akan memberikan score ulang untuk Butik Hana atas pelayanan dan hasil kebaya buatannya 8,5 out of 10! Terima kasih banyak Butik Hana.. Terima kasih untuk kebaya akad cantiknya..




Friday, September 18, 2015

Strategi Dapur Istri (newbie housewife) Bekerja..

Judulnya, agak2 gimana gitu ya.. ehhehehe.. Tapi, saya pengen mengangkat pengalaman saya ini ke blog, barangkali ada juga penganten baru, yang masih shock dengan tugas barunya sebagai istri seperti saya.. Heheheh..

Sejak menikah 1,5 bulan yang lalu, banyak sekali penyesuaian2 yang harus saya lakukan. Terutama menyesuaikan mental perempuan single  menjadi perempuan menikah. Sewaktu masih single yang perlu dipikirin hanya kebutuhan pribadi, setelah menikah ada tugas-tugas istri menanti. 

Saya sendiri, sebelum menikah tinggal di kos yang hanya berjarak 5 menit jalan kaki dari kantor. Jadi, saya bisa leyeh2 lebih lama di kosan sebelum berangkat ke kantor. Karena jam kantor kami dimulai pukul 7 pg, dgn toleransi keterlambatan setengah jam, sy baru bersiap mandi pukul 6.30 pg dan cuss sampai kantor sblm setengah 8. Pulang kantor pun bisa lama2 lembur di kantor.. bahkan seringkali saya pulang pukul 8 malam karena menemani mahasiswa bimbingan saya bekerja over time di lab. 
Setelah menikah, kami tinggal di daerah serpong yang berjarak sekitar 30 km dari kantor. Moda transportasi paling masuk akal yang tersedia tentu saja adalah commuter line. Masuk akal dalam hal waktu, tapi tidak masuk akal dalam kenyamanan. Duuh, badan saya berasa ngilu2 sewaktu awal2 jadi pengguna commuter line. Sementara kalo harus ngantor dengan mobil pribadi harus bersabar luama kejebak macet di jalan. Pernah suatu kali saya berangkat bareng suami, kami harus menghabiskan 2 jam lebih di jalan. Nooo!! Akhirnya, commuter line jd langganan saya tiap hari. setiap hari kami harus berangkat dari rumah paling lambat pukul 6 pg. 

Kalo hanya perlu mandi saja sih, berangkat jam 6 pg aman2 saja, ya.. Tapi, saya yang masih menganut nilai-nilai tradisional, pengennya bisa nyiapin makan pg dan makan malam untuk suami di rumah. Walaupun tidak sempat sarapan bareng di rumah, tp paling nggak saya bisa siapkan bekal untuk sarapan suami di kantor. Naaah, ini yang bikin lama.. masak kan nggak bisa sebentar, ya.. Belum lagi , pulang kantor harus menyiapkan makan malam juga.. duh, udah capek berdiri unyel2an di commuter line, sampai rumah masih harus masak.. Tapi, saya bertekad, saya harus BISA. Semua bisa diatasi dengan strategi.. daaan, strategi dapur saya, adalah sebagai berikut:

1. Kupas bawang merah, bawang putih dalam jumlah banyak, kemudian simpan dalam tupperware. Disimpan tanpa dicuci ya.. Bawang merah-putih kan bumbu dasar setiap masakan, jadi kalo sudah ada yang kupasan siap cincang atau blender, lebih menghemat waktu masak pastinya.

2. Masak lauk dalam jumlah cukup untuk semingguan waktu week end, kemudian simpan di refrigerator atau freezer. Misalnya, rendang, ungkepan ayam, sambal goreng daging, ikan berbumbu dll. Simpan dalam tupperware, dan lauk untuk seminggu aman. Ini hemat waktu banget, karena hanya perlu mnghangatkan atau menggoreng lauk td saat akan dimakan di week days. Kalau di rumah ada microwave, lebih simple lg, tinggal dihangatkan sebentar, dan TING, siap disantap. hehehe

sambal goreng daging printhil-kentang untuk lauk beberapa hari.. simpan di refri, hangatkan saat akan disantap. hehehe..


3. Potong-potong sayuran yang akan dimasak untuk week days pas week end. Misalnya kangkung, sudah saya potong-potong di week end, kemudian simpan di plastik dengan udara sesedikit mungkin. Sayur dan bayam potong bisa disimpan 2-3 hari di refri. Pas mau numis2, kita cuma butuh waktu less than 10 minutes untuk preparasi bumbu dan masaknya. Kan, bumbu juga tinggal diiris2, tanpa harus kupas-kupas lagi.. ehhehe..

4.Siapkan bumbu inti putih (untuk masakan yang mengandung kemiri), dan bumbu inti merah (yang mengandung cabe) di kulkas. Kalo mau rajin dan biar mantep  rasanya, bisa disiapkan sendiri dengan blender pas week end. Kalo saya, sementara ini masih membeli bumbu jadi, Kokita untuk ini. hehehe.. Jadi, misal pengen masak sayur lodeh, tinggal pake bumbu inti putih, dan tambahi irisan bawang merah, bawang putih segar biar mantap. Untuk bumbu2 tambahannya, seperti ketumbar, pakai saja yang bubuk.

5. Saya menyimpan berbagai macam bumbu dapur kering siap pakai.. seperti merica, ketumbar, cabe, daun oregano, dll. Kalo anda rajin, bisa siapkan merica dan ketumbar bubuk sendiri dengan blender, pasti rasanya lebih mantep. Lagi2, kalo saya sih masih beli di supermarket.. ehheheh..

6. Strategi saya yang lain adalah, menyiapkan masakan yang sekali masak sudah ada proteinnya (lauk) dan sayurannya. Misal, tumis jagung muda-telor puyuh-cumi-cabe ijo, atau bisa siapkan tumis sapi lada hitam dengan paprika, atau misalnya capcay yg bisa diisi berbagai macam jenis protein dan sayuran sesuai selera kita. 

sayuran dan protein dalam satu masakan
Dengan satu masakan , kebutuhan nutrisi kita terpenuhi. Satu bagian untuk makan malam, satu bagian simpan di refri untuk sarapan. ;)

 7. Oh ya, masak dalam jumlah agak banyak, cukup untuk dua kali makan ya..
Jadi, misalnya kita masak malam hari sepulang kantor, bagi dua hasil masakannya, satu bagian untuk makan malam,satu bagian lagi simpan di kulkas untuk sarapan. Hihihi.. hemat waktu dan energi kan.. Energi memasak dan mencuci peralatan dapur.. kaaan? ehheeh

 8. Simpan timun dan labu siam lalap, ya di kulkas. Kalau kepepet tidak sempat menyiapkan sayur segar, maka timun dan labu siam tadi jd pengganti sayur yang enak, kok!

Bekal sarapan suami saya saat tidak sempat menyiapkan sayur. Ayam-tahu goreng (tinggal goreng ayam ungkep di kulkas) dan timun, plus sambal botol.. hehehe..
Nah, itu beberapa tips aka strategi dapur saya.. Alhamdulillah, saya nggak capek banget, suami juga happy karena dimasakin istri.. ceritanya jadi semacam Ikhtiar/langkah kecil untuk membangun keluarga sakinah, mawadah, warahmah gitu.. halaah.. Aamiin.. :)




Wednesday, September 16, 2015

Kebaya Kutubaru Jumputan

Sebelumnya saya tidak kepikiran untuk memberikan seragam untuk sahabat-sahabat saya, semacam seragam bridesmaid gitu yang sekarang lg trending banget.. Heheheh.. Tapi, setelah melihat banyak foto2 bridesmaid di berbagai akun instagram pernikahan yang saya ikuti, akhirnya saya tergoda juga untuk lucu-lucuan ngasih sahabat-sahabat saya seragaman.. 

Berdasarkan pengalaman saya beberapa kali mendapatkan bahan kebaya untuk seragaman, kainnya sering 'biasa' aja (maaaafffff... hehehe), kain brocade yang agak kasar misalnya, sementara ongkos ngejahitinnya kemahalan.. huhuhuu.. Jadi kebayanya dipakai ulang juga males, di'buang' sayang dan akhirnya cuma menuh-menuhin lemari hingga tiba saatnya diberikan ke orang pas bebersih lemari baju. mubazir kaaan?

Jadi kepikiran, kenapa nggak kasih kebaya jadi saja? Sekarang kan banyak yang jual kebaya kutubaru lucu-lucu dengan harga cukup murah tuuh.. Akhirnya, saya mulai hunting2 deh kebaya kutubaru di berbagai akun instagram. Awalnya sempet pengen bagiin kebaya kutubaru motif bunga-bunga yang sempet ngehits itu.. Tapi kemudian saya mantep untuk bagiin kebaya kutubaru dari kain jumputan yang klasik dan bahannya katun adem.

Setelah coba contact beberapa seller kebaya jumputan ini, saya akhirnya memesan di hernitayulian_jahitjumputan, karena responnya lumayan cepet, bisa order warna dan basenya di Jogja. Akhirnya saya memesan sejumlah kebaya jumputan warna biru muda untuk sahabat-sahabat saya dan beberapa kebaya warna peach untuk adek-adek yang bertugas di buku tamu. Harganya juga murah.. Saya lupa tepatnya berapa, yg pasti di bawah 150 ribu/kebaya. Dan yang lbh asyik lg, kita bisa order kebaya dengan ukuran kita (custom made). jadi lebih pas di badan yang make.. Kebaya tersebut kemudian saya kemas seperti kado, kemudian saya kirimkan ke sahabat2 dan petugas buku tamu. Biar kebayanya murah, tp kalo dibungkus cantik kan jd lebih spesial.

kebayanya saya bungkus seperti ini.. jadi, cantik, kan? hehehe
Hasil kebayanya ternyata cakep, dan alhamdulillah pada langsung pas di badan. Berikut hasilnya..

kebaya kutubaru yang dipakai sahabat-sahabat SMA saya.. cakep kan?
kebaya kutubaru peach untuk penjaga buku tamu.. cute!
Jadi, kebayanya si Mbak Hernita Yulian ini recommendedlah. Murah, hasil jahitan cukup rapih, ukuran bisa custom made, dan hasilnya cakep. 

Monday, September 14, 2015

Vendor Review: JOGLO MLATI

Postingan pertama saya tentang rencana persiapan pernikahan dulu adalah tentang pencarian wedding venue. Akhirnya terpilihlah Joglo Mlati sebagai venue untuk pernikahan kami. Alasan utamanya, seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, kami ingin menikah di pendopo joglo untuk mendapatkan suasana Jawa klasik yang bersahaja.  

Joglo Mlati menawarkan paket pernikahan yang pada awalnya kami pikir,  murah banget, nih! Bahkan paket pernikahan yang mereka tawarkan mulai dari 19 juta saja, lho. Paket termahal yang mereka tawarkan sekitar 45 juta. Harga itu sudah mencakup sewa seluruh area Joglo Mlati, dekorasi, foto, hiburan, mobil pengantin, termasuk catering 100 pax buffet. Murah bangeeeet kan? Yang membedakan dari tiap paket adalah menu catering, jumlah kursi, hiburan, jenis mobil pengantin dan tenda. Untuk paket 45 juta misalnya, mereka memberikan tenda VIP, catering untuk 150 pax buffet, sementara paket termurah tanpa tenda dengan catering 100 pax dengan menu sederhana. 

Seiring dengan persiapan pernikahan kami, paket pernikahan yang ditawarkan Joglo Mlati 
mulai kami cermati satu persatu. Daaan, mulailah saya agak kecewa dengan Joglo Mlati ini. Paket yang ditawarkan memang murah, tapi yaa, ada harga ada rupalah.. Misalnya, hasil foto yang dihasilkan fotografer Joglo Mlati standard banget deh.. Kurang modern hasilnya.. kemudian kalo melihat foto dekorasi yang mereka tawarkan juga, maaf.. agak norak-norak gimana gitu.. (paket dekor sangat  ekonomislah). Belum lagi kalau kita akan menggunakan tenda di luar pendopo, juga dikenakan extra charge, yang lumayan banget. Untuk tenda VIP misalnya, ditotal harus tambah 14 juta dari paket (kecuali ambil paket yg 45 juta). 

Okelah, paket pernikahan yang mereka tawarkan memang murah, jadi wajar saja kalau item yang mereka berikan juga minimalis kurang manis. Kami mengerti sekali..! Tapi herannya, ketika kami bersedia membayar lebih untuk mendapatkan vendor dengan performa yang lebih baik, meraka bilang tidak bisa mengakomodirnya.. Artinya, paket pernikahan mereka 'dikunci' mati, dipakai atau tidak setiap item tidak bisa dikeluarkan dari paketnya.

Untuk fotografer misalnya, kami menggunakan jasa fotografer pilihan kami plus harus tetap menggunakan fotografer yang disediakan oleh Joglo Mlati. Jd berasa double expenses, gitu deh.. Well, hikmahnya, koleksi foto pernikahan kami jadi banyak.. hehehe.. fyi, fotografer Joglo Mlati baru datang ke venue beberapa waktu sebelum acara resepsi dimulai.. Jadi, moment akad tidak meraka ambil fotonya.. Untung, kami menyewa fotografer profesional di luar paket.. Kalo nggak..., bisa nangis bombay saya.. halaah.. 
Oh ya, foto2 di postingan yang ini dihasilkan oleh fotografernya Joglo Mlati ya.. Hasilnya ya..., standardlah ya.. lumayanlah.. 

Kemudian, untuk catering pun, dikunci juga oleh Joglo Mlati. Okelah, soal makanan, karena ini restoran, satu grup dengan Santika pula, makanan yang disajikan bisa diandalkanlah.. Tapi, karena adek saya punya usaha gudeg yang cukup terkenal di Jogja, masak di pesta pernikahan saya, kami sajikan gudeg pihak lain sih.. Memang sih, setelah nego2, kami boleh menggunakan gudeg adek saya itu, tapiiii.. mesti sewa stallnya.. (ok, gpp), dan juga harus bayar charge 2 ribu rupiah per pax. Rrrrggghhhh.. bete' deh.. akhirnya, dengan terpaksa menu gudeg saya coret dari daftar menu.. huhuhuu.. 

Oh ya, di lain pihak, saya juga perlu memberikan credit untuk Joglo Mlati.. Karena menu-menu yang mereka sajikan menurut tamu-tamu kami enak. Juaranya adalah, jamu gendhong dan jenang grendul.. ehheheh.. bahkan boss2 suami yang datang di acara pernikahan kami pun langsung menyerbu kedua menu ini, katanya.. yeayy.. menu lain yang dibilang enak banget adalah soto kudus (konsumsi akad). Menu lain juga dibilang enak sih, seperti menu buffet, zuppa soup, sego liwet, sego wiwit, bakso rambutan, rujak es krim, dan dawet. Sementara siomaynya kurang cihuy katanya. Agak keras.. 


menu buffet disajikan di panci tanah liat
gubugan Joglo Mlati.. beneran gubug, sehingga kesan tradisional Jawa yang bersahaja kental sekali. Seperti yang kami inginkan

 Tapiiii, kesalahan besar pihak Joglo Mlati dalam hal catering adalaaah.. saya sudah beberapa kali berpesan kepada pihak Joglo Mlati supaya stall2, yang saya order 500 pax per menu tolong dipecah-pecah gubug2nya (satu menu gubugan dibagi menjadi dua stall/gubug; jadi masing2 stall utk 250 pax). Tujuannya sih simple saja, supaya tamu2 tidak terlalu lama antri untuk mengambil makanan, dan supaya konsentrasi tamu tidak hanya di halaman depan pendopo saja, tapi juga di halaman2 samping.. Tapi, request saya yang berkali-kali saya sampaikan tidak diakomodir dengan baik.. Akhirnya, saat peak tamu2 berdatangan, halaman depan pendopo tampak penuh sekali.. huhuhuu.. Suasana yang terlalu rame di saat peak tamu berdatangan, bisa jadi bikin males tamu2 untuk berlama-lama antri makanan, kan?? huhuhuu.. Semoga semua tamu masih dapat menikmati pesta dan makanannya dengan nikmat.. yang pasti jumlah makanan sih tidak kurang, karena sisa makanan yang bisa kami bagi-bagikan ke tetangga2 setelah acara pun masih banyak.

Untuk Dekorasi, sebenarnya dekorasi yang saya inginkan adalah dekorasi yang simple saja. Beneran deh, saya sadar diri, budget kamipun terbatas.. jadi, ya nggak muluk2 pengen dekorasi yang super cantik. Sekedar dekorasi  yang sederhana tapi elegant dan tidak norak, That's it! Dekorasi dengan gebyok coklat yang klasik dan bunga2 dominan putih, dengan bunga utama sedap malam dan melati saja. 
Untuk dekorasi yang saya inginkan tersebut pihak Joglo Mlati memberikan harga extra 7 juta dari paket. Ok, deal! walaupun aneh juga ketika kami ingin kejelasan, dari paket yang kami bayarkan, berapa jumlah anggaran untuk dekorasinya. Pihak Joglo Mlati tidak bisa menjawab. hmmm.. 

Karena dekorasi adalah item penting banget di akad dan resepsi, tentu saja saya cerewet sekali tentang ini. Akhirnya, saya diberikan contact vendor dekorasi yang mereka gunakan. Soko Dekorasi, namanya. Vendor ini baru banget menjadi rekanan pihak Joglo Mlati. Setelah sebelumnya, ada penganten yang kekeuh untuk menggunakan jasa vendor dekorasi dari luar Joglo Mlati, yaitu Soko Dekorasi tersebut. Melihat contoh2 hasil dekorasinya, lumayanlah.. Alhamdulillah, hasil dekor Soko Dekorasi lumayan cantik. Paslah dengan expectasi saya.. sederhana tapi tetap elegant.. menurut saya, lho.. Dekorasi favorite saya adalah hiasan bunga di kursi-kursi akad.. seperti request saya, di belakang kursi akad saya minta diberikan hiasan bunga buket bunga kecil dengan ronce melati.. 



Dekorasi meja-kursi akad. Bagian favorite saya adalah ronce melati di bagian belakang kursi. Love it!


Dekorasi Pelaminan oleh Soko Dekorasi (Joglo Mlati). Seperti yang saya bayangkan, walaupun sederhana tapi tetap manis dan elegant (tidak norak!). heheheh...
dekorasi di bag dalam pendopo utama..
dekorasi di pergola, bagian depan pendopo utama.. 
After all, jualan utama Joglo Mlati, yaitu traditional ambiance memang juara! Joglo utama dan bangunan-bangunan (joglo-joglo kecil) di sekitarnya memberi kesan Jawa banget. Menu-menu yang mereka sajikan dengan gubug beneran, plus pramu saji yang berbaju lurik, membangun suasana ndeso, Jawa banget.. seperti yang kami inginkan..

Halaman samping joglo utamanya Joglo Mlati.. Tempatnya sih OK, juara menurut saya..
Joglo-joglo kecil di sekeliling pendopo utama. Bangunannya kereen banget. Klasik Jawa banget!

Bangunan Joglo lain di samping pendopo utama. Kami manfaatkan untuk ruang VIP


Walaupun pihak marketing Joglo Mlati kurang detail merekam kecerewetan saya sehingga banyak detail yang harusnya ada jadi tidak ada, yang harusnya tidak begitu jadi begitu, dst memang mengurangi kesempurnaan acara kami.  Tapi, kami tetap sangat bersyukur, tamu-tamu yang datang punya kesan yang baik ketika menghadiri pernikahan kami.. Terutama tamu-tamu kami dari luar kota, khususnya Jakarta. Bahkan kemudian ada yang menanyakan tentang venue ini.. Berarti kan kesannya baik..

Berkali-kali saya bilang ke pihak marketing joglo mlati, saya minta hiburannya SITERAN supaya nuansa pestanya agak syahdu, tenang, dan romantis gitu.. , eh.. di hari H diberikan hiburan COKEAN.  Untung sindennya memilih lagu-lagu yang kalem, jadi ya sudahlah.. Tamu-tamu juga pada nggak ngeh, kayaknya... Tetep keren sih.. (salah satu bukti kurang detailnya pihak Joglo Mlati merekam request customernya..)
Jadi, kalo saya harus memberikan skor untuk Joglo Mlati, saya akan berikan nilai 7,8 dari 10. Kalau saja beberapa hal yang saya sebutkan di atas bisa diperbaiki, menurut saya Joglo Mlati akan menjadi tempat untuk menggelar pernikahan dengan sentuhan jawa klasik yang perfect. Anyway, thank you Joglo Mlati dan team.. :)

Thursday, August 20, 2015

Seserahan

Sejak awal merencanakan pernikahan, kami sudah lumayan terbuka soal kondisi finansial masing-masing. Untuk biaya pernikahan pun, kami patungan berdua. Well, lebih tepatnya 2/3 bagian Ardi dan 1/3 bagian saya.. ahahahah... Iyaaa, suami saya memang lebih jago mengelola keuangan (baca: nabung), dibandingkan saya yang boros.. p

Anyway, seperti yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya, wedding budgetting memang penting banget untuk merencanakan pernikahan, supaya tidak bablas menguras tabungan, atau bahkan bikin kita kejeblos debt alias utang. Sejak awal, kami mempunyai jumlah tertentu sebagai plafon budget. Jumlah tersebut sudah termasuk untuk mahar, biaya KUA, cincin, biaya resepsi, termasuk belanja seserahan dsb. Supaya tidak over budget yang bakal bikin pening nantinya, pengeluaran2 yang sifatnya bisa 'terkendali' ya saya belanjakan dengan hati2,  syukur2 bisa dihemat.. hehehe.. Salah satunya adalah belanja SESERAHAN. 


Kami punya plafon budget tertentu untuk belanja seserahan. Alhamdulillah semua 'terkendali' bahkan bisa dihemat. Lebih hemat karena, Ardi tidak minta angsul2. Jadi, budget angsul2 dia bisa digunakan untuk menutup pengeluaran lain yang over budget. hehehe.. Saya yang biasanya boros sekali untuk belanja2 barang nggak penting, alhamdulillah juga tau diri untuk memilih barang-barang yang memang saya perlukan saja, dan bukan barang yang lagi saya pengen. Karena itulah, barang-barang yang saya pilih untuk seserahan, agak aneh dan tidak pada umumnya! heheheh.. Misalnya, saya tidak membeli sepatu kerja dan pesta tapi justru membeli sepatu olah raga. Tentu saja karena saya memang lagi butuh sepatu olah raga baru dan sedang tidak membutuhkan sepatu kerja atau pesta.. ehhehe..  Barang lain untuk seserahan adalah yang sehari-hari saya gunakan, alhamdulillah tidak kalap beli-beli yang bakalan mubazir. Misal: kosmetik yang saya pakai sehari-hari. Mukena yang saya gunakan sebagai bagian dari mahar-pun pemberian Ardi beberapa waktu lalu, jadi saya tidak membeli mukena baru. Mukenanya belum pernah saya pakai, cantik dan rasanya layak untuk dijadikan mahar. Ya sudahlah, hemat! heheheh... Tas pesta juga tidak beli baru. Tas itu oleh-oleh calon mertua waktu beliau pergi umroh sesaat sebelum acara lamaran kami. Hemat! 

Item agak mahal (menurut kantong saya) yang saya beli untuk seserahan kemarin adalah batik dan sprei! Saya rasa, seserahan menjadi moment yang tepat untuk punya batik kualitas bagus.. haiyah.. Atas ijin calon suami waktu itu, saya beli batik tulis sogan, motif sido mukti yang sarat makna itu. Selain itu, saya juga membeli sprei katun organik (serat bambu).. Tiap kali jalan ke mall, mampir ke bagian bedding suatu dept store, saya selalu ngiler pengen punya sprei dari serat bambu atau katun organik yang haluuus itu.. aah, akhirnya terbeli juga satu untuk seserahan. Hehheeh.. 





Sprei katun organik idaman dikemas cantik oleh Lika.. :)
Pokoknya item dalam seserahan saya sengaja dipilih yang usable, bermanfaat, dan sesuai selera saya tentunya.. 

Bagian paling tricky adalah bagaimana mengemas barang-barang 'biasa' itu supaya tampak cakep untuk digunakan sebagai seserahan. Di Jogja, ada satu toko pusat bungkus2 kado, parsel dan tentu saja seserahan ini. Kado Kita di daerah Sagan. Tapi, info dari teman yang sempat ke sana untuk tanya-tanya, biayanya lumayan mahal, euy.. Rrrrgghhh.. Secara saya adalah pengantin ekonomis, maunya dapat barang keren dengen harga ekonomis, nggak maulah bayar mahal2 untuk bungkus seserahan. Kemudian teringat kalau salah satu teman kuliah saya di biologi UGM dulu punya usaha membuat kotak kado, kotak2 perhiasan, kotak tissue, dll Lika, namanya.. Dan ternyata Lika juga sering mengerjakan orderan bungkus seserahan. Akhirnya saya contact Lika menanyakan biaya bungkus seserahan seperti yang saya pengen. Yaitu, menggunakan kotak dari kain batik sogan motif truntum. Ternyata Lika, menawarkan harga yang masuk akal sekali untuk bungkus seserahan itu.. Entah karena kami teman kuliah atau karena memang dia baik dan tidak mengambil untung terlalu besar dari konsumennya.. Apapun alasannya, Alhamdulillah.. heheheh..


Seminggu sebelum acara pernikahan kami, Lika mulai mengirimkan foto kotak yang dilapis kain batik kawung warna sogan.. Motif truntum agak susah dicari saat itu.. Dan...., kotaknya cakep!! hari-hari berikutnya, Lika mulai mengirimkan foto seserahan yang sedang disusun. Aaah, saya sukaaa... seserahan saya dikemas simple dan elegant! seperti yang saya mau.. asyiiikkk..



Kosmetik saya juga dikemas cantik! kotaknyaaaa, cakeeep...
Total seserahan hanya 7 box, nggak banyak seperti seserahan orang pada umumnya yang mencapai belasan bahkan puluhan kotak.. (foto dari instagram Lika)


Seperangkat alat sholat, bagian dari mahar pernikahan kami.. Love how it's beautifully wrapped!

Barangkali ada yang berdomisili di Jogja dan membutuhkan jasa Lika untuk wrapping seserahan atau box2 dari berbagai bahan, silahkan tinggalkan pesan ya.. Nanti bisa saya bagi contactnya.. Produk2 yang dihasilkan Lika bisa dibeli di beberapa toko di Jogja juga, sih.. Jadi, bisa juga untuk check produk2 Lika di Toko Merah atau Toko Progo Jogja, juga..


Bekas kotak seserahannya, sayang-sayang donk kalau dibuang.. Sekarang kotak-kotak tersebut, kami manfaatkan untuk menyimpan barang2 di rumah. Alhamdulillah, barang-barang seserahan sederhana saya dikemas simple elegant dengan harga ekonomis, harga teman sepertinya! yeeayy.. Thanks Lika.. Pelanggan puasss!! :) 


Wednesday, August 19, 2015

Vendor Review: Hand Bouquet by Karen Florist

Sejak awal konsep pernikahan saya adalah putih. Karena menurut saya, putih adalah warna yang sakral dan klasik. Tentu saja, bunga-bunga yang saya gunakan juga dominan putih. Termasuk untuk wedding bouquet saya, putih! 

Melati dan Sedap Malam (Tuberose) adalah dua jenis bunga yang sangat saya suka.. keduanya putih, harum, cantik dan kesannya sangat klasik dan sakral. Oleh karena itu, yang terbayang dalam angan-angan saya, hand bouquet untuk pernikahan saya menggunakan kedua bunga tersebut sebagai ornamennya. Setelah browsing2 lama, saya menemukan beberapa hand bouquet yang sangat saya suka, diantaranya kedua hand bouquet ini:

dua flower bouquet yang saya suka banget.. canteeek!
 This is it! Hand bouquet yang saya mau adalah seperti foto pertama, mawar putih dengan ornamen tuberose (sedap malam) favorite saya. Hanya saja, saya ingin pita satin digantikan dengan tali yang lebih natural seperti buket di gambar sebelah kanan. Bungkus!!

Tapi, florist mana di Jogja yang bisa menerjemahkan hand bouquet impian saya, ya?? Untung ada google dan instagram. Dari hasil browsing2 mbak Tuti, sahabat saya yang menikah lebih awal beberapa bulan dibanding saya, menemukan Karen Florist di Instagram. Setelah kami pelototin dengan seksama rangkaian bunga Karen florist, rasanya Karen Floristlah juaranya florist di Jogja. 

Ketika menikah Bulan Maret lalu, mb Tuti menggunakan jasa Karen florist ini. Hasil hand bouquet Hydrangea-nya canteeek!

Ini Hand Bouquet Canteeknya Mb Tuti yang dirangkai Karen Florist. Harganya masuk akal banget lhoo.. Kalo nggak salah bouquet cantik ini nggak sampai 400 ribu! sukaaaa!
Melihat hasil hand bouquet Karen Florist yang dipesan Mb Tuti, saya yakin banget kalau florist yang beralamat di Jl. Gejayan Jogja itu akan mampu mewujudkan hand bouquet impian saya. 1,5 bulan sebelum hari H, kami datang ke studio Karen Florist untuk memesan hand bouquet saya. Karena saya menggunakan mawar putih yang harus diimpor harganya sedikit lebih mahal dibanding buket Hydrangea cantik mb Tuti. Kalo tidak salah hand bouquet tersebut dihargai 650 ribu. Hasilnyaaaa.....


Ini Hand Bouquetnya.. Maafkeun.., karena hasil foto2 dari fotografer belum jadi, jadinya ya seadanya dulu ya foto hand bouquetnya.. heheheh.. Kelihatan sedikit kan ya? hehehe.. Pretty..!! love it!
Ini foto yang hand bouquetnya agak lebih jelas.. Foto dari kamera hp, jd kurang tajam ya, gambarnya.. Di sini bersama dua sahabat saya, Sari dan Meytha.

Sesuai dengan janjinya, hand bouquet saya diantar ke venue pukul 6 pagi. Beberapa hari sebelum hari H, pihak Karen Florist mengirim saya pesan konfirmasi jenis bunga dan model rangkaian bunga yang saya inginkan.. Sangat profesional! two thumbs up, Karen Florist! Aaah, saya puaaas banget dengan hand bouquet yang kami pesan di Karen Florist ini.. Cantiiik.. rapih.. elegant.. seperti yang saya bayangkan, or even beyond my imagination! Thanks Karen Florist. I rate their performance 9 out of 10. Very recommended.





Review Daycare TBB Sylva KLHK

Sejak usia 3 bulan dan Bunda harus mulai aktif ngantor, putri kecil kami diasuh oleh yangti-yangkungnya di rumah, dengan sedikit bantuan dar...