Monday, March 16, 2015

Wedding Budgeting is Very Important!

Disclaimer: Note ini adalah catatan bagi calon pengantin (capeng) dengan budget terbatas.. (seperti saya... hehehee..)

Berdasarkan pengalaman saya yang masih cupu jadi bridezilla, wedding budgeting adalah sesuatu yang maha penting untuk disiapkan oleh calon pengantin (capeng), tapi sering terlupa untuk disiapkan dari awal berencana menikah.

Saya, yang setengah sadar kalo punya budget pernikahan terbatas, sebenernya sih hanya pengen pernikahan yang sederhana tapi elegant (teteeep...). That's simple.
Tapi, karena deep down inside masih pengeeen bisa ngikut referensi berbagai pernikahan elegant di berbagai wedding web itu, jadinya galau.. Ditambah lagi, dengan kebiasaan buruk saya yang addicted to discounted goods membuat saya beberapa kali tergelincir membeli atau bahkan secara emosional membayar vendor yang belum secara matang saya pertimbangkan. Misalnya, dari jauh hari saya bayar pembuatan kebaya akad di salah satu butik di wilayah Tebet yang waktu itu memberikan promo diskon 20% pembuatan kebaya. Well, butiknya sih lumayan dikenal sih, kebaya-kebayanya sering dipakai sindennya OVJ. Tapi, baru ngeh, kebaya2 buatannya blink2 banget.. dan itu bukan saya.. Huhuhuu.. Udah kadung bayar, nggak mungkin cancel, donk.. Contoh lain, ada salah satu vendor fotografi (salah satu yang paling keren, menurut saya...) di Jogja yang juga sudah saya booked.. Awalnya, saya pikir.. ah, kayaknya sih masuk budgetlah.. dst..

Untungnya,  'dia' berkali2 mencereweti saya tentang plafon budget yang kami punya (gabungan tabungan kami berdua, banyakan dari dia tentunya... ;p, semoga nggak pake ngerepotin orang tua kami), dan wanti-wanti dengan keras bahwa nggak ada yang namanya ngutang atau minta2 ke keluarga! Duh, titah calon suami harus diperhatikan baik-baik, kan ya..  ;) 'Dia' memang jauh lebih jago dalam mengatur keuangan dibandingkan saya.. Berulang kali dia meminta saya membuat semacam Rincian Anggaran Belanja aka Wedding Budgeting. Setelah sempet menunda2 titah calon suami, akhirnya saya buatlah wedding budgeting simple dengan excel.. (Atau silahkan coba juga beberapa aplikasi wedding budgeting yang ada, ya..) dan terhenyaklah saya.. Oucchh! Ternyata, seribu-dua ribu perak di pilihan menu catering, souvenir, undangan, dst akan sangat berarti.. bayangkan saja, lima ribu kali lima ratus saja sudah 2,5 juta.. Plus, kalau sebelumnya semua masih di angan2, kayaknya cukup sih.. Ternyata setelah dibreakdown jadi guede... fufufuu.. Misalnya: jumlah anggota keluarga yang harus dibelikan kain seragam, jumlah orang yang harus dirias, dst.. Dorr!! jumlahnya bikin megap2.. Kalau mengikuti apa yang awalnya saya bayangkan, vendor impian dengan produk-produknya yang manis-elegant, ternyata budget kami tidak mencukupi untuk mengambil semua vendor impian itu.. padahal sih, bukan vendor-vendor premium yang sudah pasti nggak sanggup kebayar lho.. vendor yang awalnya saya pikir masuk budgetlah.. hiks..hiks.. So, please DO count every single expenses, ya..

Tapi, alhamdulillah, setelah moment terhenyak, panik, agak sedih, akhirnya datang juga moment menerima.. Gimana caranya dengan budget yang ada masih tetep bisa punya acara pernikahan yang simple, bersahaja tapi tetep elegant.. Dan, Alhamdulillah, masih diselamatkan dari tragedi kekacauan finansial yang hampir terjadi. Duh, males banget kan kalau harus memulai kehidupan rumah tangga dengan kondisi finansial minus.. 

Jadi..., saudara2... cukup saya saja yang hampir tergelincir.. Yang paling bener nih, cara berpikir kita dalam menyiapkan pernikahan adalah tentukan dulu  punya budget berapa, bikin wedding budgeting, dan barulah bergerak dengan budgeting yang ada.. Kemudian, tinggal gimana kita pinter2 mengelola budget yang kita punya...

Satu lagi.. Jangan maksain sesuatu yang kita nggak mampu.. Kalau dipikir2, buat apa sih kita punya pesta pernikahan keren tapi kehidupan setelah menikahnya nggak keren.. Masih pusing gimana bayar utang nikah, misalnya.. nggak keren kali, kan..? Heheheh.. Itu menurut saya, lho.. Eh salah, menurut 'dia' dink.. Tapi, akhirnya saya setuju sekali dengan pendapat 'dia'.. :)

No comments:

Post a Comment

Review Daycare TBB Sylva KLHK

Sejak usia 3 bulan dan Bunda harus mulai aktif ngantor, putri kecil kami diasuh oleh yangti-yangkungnya di rumah, dengan sedikit bantuan dar...